HIBAR PGRI– Dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional tahun 2023, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Penguatan Karakter (Puspeka), menggelar kegiatan Temu Sahabat Karakter dengan tema “United in Action to Rescue and Achieve the SDGs for, with and by persons with Disabilities”. Acara berlangsung di Plaza Insan Berprestasi, Gedung A Kemendikbudristek, pada Sabtu (2/12). Selain itu, perhelatan ini juga bertujuan untuk menggaungkan semangat inklusivitas (kesetaraan gender dan disabilitas). Saat ini, lebih dari 36.000 satuan pendidikan di Indonesia telah menyelenggarakan pendidikan inklusif.
Kepala Puspeka, Rusprita Putri Utami, menjelaskan bahwa penyelenggaraan pendidikan inklusif berupaya untuk mewujudkan akses setara di bidang pendidikan. Hal ini diatur ke dalam UUD 1945 Pasal 28H ayat (2) yang menyebutkan bahwa setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan. Sehingga, lanjut Rusprita, kegiatan Temu Sahabat Karakter berupaya untuk menggaungkan semangat inklusivitas.
“Melalui kegiatan Temu Sahabat Karakter hari ini, kami mengajak Bapak, Ibu, adik-adik semua untuk bergerak bersama dalam menggaungkan inklusivitas,” ujarnya saat membuka Temu Sahabat Karakter, di Gedung Plasa Insan Berprestasi Kemendikbudristek, Jakarta.
“Mari, kita jadikan peringatan ini sebagai momentum untuk menegaskan kepedulian dan solidaritas dalam meletakkan prinsip dasar inklusivitas yaitu No One Left Behind,” tegasnya.
Rusprita menambahkan, peringatan Hari Disabilitas Internasional merupakan bentuk pengakuan seluruh masyarakat di dunia terhadap penyandang disabilitas, peneguhan komitmen seluruh bangsa, dan membangun kepedulian guna mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan teman-teman disabilitas.
Rusprita mengajak para peserta untuk turut menerapkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila guna mewujudukan iklim inklusivitas.
“Mari bersama mewujudkan iklim inklusivitas bagi teman-teman disabilitas dengan membangun karakter kita melalui perwujudan Profil Pelajar Pancasila,” terang Rusprita.
Komisi Nasional Disabilitas (KND), Kikin Tariban turut menghadiri perhelatan ini. Ia mengapresiasi terhadap upaya kolaborasi untuk penguatan karakter bagi para pemangku kepentingan di bidang pendidikan untuk para penyandang disabilitas.
“Perlu disadari dan dipahami bahwa makna Hari Disabilitas Internasional sebenarnya adalah saat di mana kita secara sadar sudah memberikan dan mengakui hak-hak para penyandang disabilitas,” tegas Kikin.
Selain itu, Kikin menuturkan bahwa pentingnya kesadaran untuk menyadari kesetaraan hak-hak para penyandang disabilitas dalam segala aspek kehidupan.
Kikin mengakui bahwa pemenuhan hak penyandang disabilitas baru terwujud pada tahun 1992 saat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membuat resolusi, dan sejak itulah lahir Hari Disabilitas Internasional. Kikin juga mengingatkan kembali akan nilai pentingnya dukungan lembaga terhadap keberadaan para penyandang disabilitas.
“Kehadiran Komisi Nasional Disabilitas khusus dibentuk untuk memberikan perlindungan, pengakuan, dan penghormatan kepada para penyandang disabilitas,” tegas Kikin.
Rangkaian Temu Sahabat Karakter pun diisi pleh gelar wicara yang membahas praktik baik layanan sarana prasarana umum yang mendukung para penyandang disabilitas. Narasumber yaitu Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kota Bandung, Didi Ruswandi, Dewi Yull, dan Surya Sahetapy yang bergabung secara daring dari New York, Amerika Serikat.
Selain gelar wicara, juga dilakukan workshop konten inklusivitas yang menghadirkan narasumber Dita Alangkara, Ahmad Lukman, dan Kalingga Aprila Mayani. Dalam workshop tersebut tiga narasumber mengajak para peserta untuk bisa membuat konten yang membantu menggaungkan semangat inklusifitas penyandang disabilitas di media sosial.(*)
Editor Iman