7 January 2025 19:18
Sastra dan Budaya

Jenuh Dilorong Tunggu

Jenuh Di Lorong Tunggu

(Tatang Rancabali)

Terduduk di jejeran kursi berderet
Berhimpitan saling berbagi
Sambil saling berbisik
Tiada berisik

Hanya pertanyaan sederhana
Terlontar dari mulut mereka
“Bapa nomor antrian berapa”
Dengan senyum penuh hormat

Detik berlari menuju menit
Hingga hitungan jam
Kami berdiam diri
Menanti antrian sesuai urutan nomor ditangan

Lorong itu membisu
Namun seolah menyeringai
Lalu mengungkapkan perasaannya
“Sabarlah menunggu sampai pada ketentuanmu, jangan datang lagi menemuiku, berkaryalah di tempatmu sampai akhir hayatmu”.

RS Hermina Soreang, 08-11-2023:09.08

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *