10 NOVEMBER DAN GAZA
10 NOVEMBER DAN GAZA
Oleh Eka Ros
Sepuluh November kenangan bangsa
Film diputar digambarkan pejuang tergeletak
Nyawanya direlakan dalam insiden baku tembak
Demi apa?
Bola mata yang dingin mengeras dalam belalak
Perlahan meneduh dalam hembus waktu berlalu
Dipandangnya dari jauh lambaian merah putih
kibarnya memberi segar udara pada sesak nafasnya
Katup bibirnya ingin bicara, “Merdeka itu lega!”
Orang-orang bebas dalam sedikit bersenda
dalam hormat bendera jemari rapat menutup mentari,
serta kaki tiada tegak kaku.
Pahlawan baik hati tersenyum dalam maklum
Tak gampang mengumpulkan peristiwa tempo dulu
Memang sekarang perang tak lagi teriak kena tembak
tapi justru orang-orang saling serang dalam diam
Pikir terus bergulir bagaimana membuat lawan hancur
Rekayasa genenika melahirkan karya cipta corona
Hidup dibuat mencekam, manusia bernyawa dijadikan mati
Oleh ketakutan-ketakutan yang justru
mempercepat kematian itu sendiri
Corona boleh berlalu, tapi serangan-serangan lebih jitu
Justru lebih dirasakan familiar
Kebutuhan dimudahkan dengan pinjaman spektakuler
yang membuat rakyat kecil terjungkir
lalu mati kutu dalam pengawasan sipir
yang lain mati beku dalam buntu dan lebih memilih tiang gantungan sebagai pemenggal kebingungan
Kini Gaza kembali digempur
Tangisan kanak-kanak yang meratap
Sesenggukan dalam amuk belenggu gerak
Mereka menghentak-hentak dalam sesal kesal
kerna tercerai dari Ibu yang dirindu terpeluk
Para suhada yang terhampar di tanah-tanah mengalir darah
bercampur hancur gedung dan tembok-tembok
Berjajar sunyi dalam habis semangat
Diguyur hujan granat kaum terlaknat
Di situ bangsa yang merdeka ini
baru terenyuh, tersentuh
Lalu bayangan perang masa lalu
menjadi layar lebar
terpampang lari para jelata terpontang panting
Menyelamatkan diri dalam ngeri oleh desing mesiu
Tentara nan brutal sadis membabat habis
Bukan hanya pada yang melawan
bahkan pada mereka yang lugu dan awam
Perempuan-perempuan hilang kehormatan dalam kehinaan
Itulah hari-hari dalam terjajah
Maka, hidupkan kembali melawan
musuh-musuh pembodohan!
Banjaran, 9 November 2023
Program Makan Bergizi Gratis Jadi Sarana Penguatan Karakter
HIBAR -Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, meninjau pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis yang dimulai hari ini di
Usia ke-79, Menag Minta Kemenag Tetap Adaptif dan Visioner
HIBAR– Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar mendorong para pejabat dan ASN Kemenag untuk menjadikan Kementerian Agama (Kemenag) lembaga yang adaptif
Pertemuan Presiden Prabowo dan Panja Haji: Biaya Haji Turun, Pengawasan Diperketat
HIBAR -Presiden Prabowo Subianto menerima Panitia Kerja (Panja) haji dari Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) di
Allah tidak Menyukai Orang-orang yang Selalu Berkhianat
MUHASABAH SHUBUH Rabu, 11 Desember 2024 Bissmillahirahmanirahim Assalamu’alaikum wrm wbrkt Allah tidak Menyukai Orang-orang yang Selalu Berkhianat
JANGAN BOSAN BICARA BERAS
JANGAN BOSAN BICARA BERAS OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA Sangat tepat, pangan bukan hanya beras. Sesuai Undang Undang No. 18/2012 tentang
BAHASA POLITIK SWASEMBADA BERAS
BAHASA POLITIK SWASEMBADA BERAS OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA Ingat beras, mestinya ingat Bulog. Mengkaji politik beras, jangan lupakan beras