10 January 2025 04:15
Opini dan Kolom Menulis

“Darah Baru” Penyuluh Pertanian

“DARAH BARU” PENYULUHAN PERTANIAN

OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA

Mulai tanggal 5 hingga 8 Nopember 2023 kembali dilaksanakan Jambore Penyuluh Pertanian tingkat Nasional Tahun 2023 di UPT Diklat Pertanian Sidera Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah. Dalam agenda acaranya, dijadwalkan Menteri Pertanian Amran Sulaiman hadir untuk bersilaturahmi secara langsung dengan para Penyuluh Pertanian dan petani.

Jambore Penyuluh Pertanian kali ini cukup strategis, mengingat adanya target Pemerintah, agar dalam musim tanam 2023/2024, kita mampu menggenjot produksi beras sebesar 37,65 juta ton. Target ini sering dikatakan banyak pihak, sebagai target yang ambisius. Terlebih jika dikaitkan dengan adanya sergapan El Nino sekarang ini.

Namun begitu, kita tidak boleh pesimis. Dengan kerja keras dan kerja cerdas, mestinya target sebesar itu dapat diraih. Disinilah kehadiran para Penyuluh Pertanian menjadi sangat penting. Dengan seabreg pengalaman, kita berharap agar Penyuluh Pertanian mampu berkomunikasi dengan petani untuk menjelaskan bagaimana langkah mewujudkan target diatas.

Paradigma Penyuluhan Pertanian, kelihatannya butuh revitalisasi (giving a new life). Mengacu kepada pengalanan di lapangsn, paling tidak, ada tiga kata kunci, jika kita mau menelaah proses Penyuluhan Pertanian, yang tidak boleh diabaikan dalam pembahasannya. Ketiga kata kunci itu adalah pembelajaran, pemberdayaan dan pemartabatan. Ketiganya memiliki keterkaitan yang sangat erat, sehingga antara yang satu dengan lainnya merupakan kesatuan berpikir dan bertindak yang saling melengkapi.

Penyuluhan Pertanian adalah proses pembelajaran dalam bentuk pendidikan non formal yang diberikan kepada para petani beserta keluarganya. Penyuluh Pertanian berperan sebagai guru dan petani selaku murid. Interaksi guru dan murid, menjadi kegiatan utama dalam penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian. Penyuluh Pertanian dan petani merupakan aktor utama dalam kegiatan tersebut.

Penyuluh Pertanian sebagai gurunya petani berkewajiban memberi pengetahuan dan inovasi terjait dunia pertanian, khususnya yang berkaitan dengan teknik budidaya untuk meningkatkan produksi dan produktivitas hasil pertanian. Penyuluh Pertanian dituntut untuk dapat menyebarkan hasil-hasil penelitian terkini soal kemajuan teknologi pertanian.

Dengan demikian, dapat juga dikatakan pembelajaran pada hakekat nya sebuah proses pendidikan yang lebih mengedepankan terjadi nya perubahan perilaku ke arah yang lebih baik, apakah sikap, tindakan atau pun wawasan nya. Dalam falsafah penyuluhan pertanian, pembelajaran ini dilakukan secara demokratis dan berlangsung terus menerus, selain penting nya membaca isyarat jaman yang terus menggelinding.

Istilah pemberdayaan atau “empowering” dalam beberapa tahun belakangan ini, kerap kali menjadi pilihan kebijakan Pemerintah guna merumuskan program pembangunan nya. Hal ini menjadi penting untuk dipahami, karena pemberdayaan petani sendiri berupaya untuk :
– pertama, menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi petani berkembang.
Dasar pemikirannya adalah bahwa setiap manusia dan setiap petani memiliki potensi yang dapat dikembangkan.
– kedua, memperkuat potensi yang dimiliki oleh petani. Untuk itu, upaya yang sangat pokok adalah peningkatan taraf pendidikan, kualitas kehidupan serta terbukanya kesempatan untuk memanfaatkan peluang-peluang ekonomi.
– dan ketiga, pemberdayaan petani, juga berarti melindungi rakyat dan mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang serta mencegah eksploitasi golongan ekonomi yang kuat terhadap yang lemah.

Semangat pemberdayaan (empowerment), umum nya akan dinafasi oleh adanya hasrat untuk memberi atau menambah kemampuan (ability) kepada seseorang agar diri nya mampu menjalankan tugas yang diberikan. Pemberian kemampuan ini, dapat ditempuh dengan beragam cara dan langkah, sesuai dengan standar kapasitas dan kompetensi yang dimiliki oleh seseorang. Menurut Wrihatnolo (2007) pemberdayaan adalah sebuah “proses menjadi” bukan sebuah “proses instan”. Sebagai proses, pemberdayaan mempunyai tiga tahapan yaitu, penyadaran, pengkapasitasan dan pendayaan.

Lalu apa yang dimaknai dengan pemartabatan ? Mengacu pada pendekatan sosial, pemartabatan akan terkait dengan kewenangan yang dilekatkan pada seseorang. Bila pemberdayaan lebih mengarah kepada pemberian kemampuan, maka pemartabatan lebih ditekankan pada pemberian kewenangan (authority). Selain itu, kemartabatan juga akan berhubungan dengan harkat seseorang. Ini penting dicatat, karena yang nama nya harkat adalah nilai manusia sebagai mahluk Tuhan, sedangkan martabat adalah tingkatan harkat kemanusian dan kedudukan yang terhormat.

Sifat kemartabatan adalah universal. Siapa pun orang nya berhak menyandang status bermartabat. Harkat dan martabat tidak ditentukan oleh besar kecil nya kekayaan seseorang. Tidak juga didasarkan pada tinggi rendah nya pangkat atau jabatan seseorang. Sebut saja seorang pejabat tinggi yang korupsi. Yang bersangkuran otomatis akan kehilangan harkat dan martabat nya tatkala diri nya telah divonis Hakim sebagai terpidana dan dijebloskan ke dalam rumah tahanan.

Padahal, sebelum diri nya ditangkap aparat penegak hukum, kemana-mana diri nya selalu diantar ajudan dan staf pribadi nya. Semua yang diinginkan tinggal minta. Apa yang dikatakan nya selalu diturut oleh anak buah nya. Ironisnya, semua fasiliras dan kemudahan yang dialaminya, sirna dengan seketika, setelah dirinya terbukti melakukan perbuatan yang menghinakan dirunya sendiri. Ganjaran yang diterimanya, dirinya terpaksa menjadi penghuni Hotel Pordeo bertahun-tahun lamanya.

Upaya membangun bangsa, pada dasar nya juga membangun kemartabatan. Bangsa yang bermartabat itulah cita-cita yang ingin diwujudkan dalam melakoni kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Sekurang-kurang nya ada hal yang dapat dijadikan landasan menuju bangsa yang bermartabat. Pertama adalah yang bertalian dengan “kehormatan” bangsa dan kedua yang berkaitan dengan “tanggungjawab”.

Suatu bangsa akan disebut bermartabat seandai nya bangsa tersebut dapat menjaga kehormatan bangsa nya, sekaligus juga tanggungjawab nya. Merah putih adalah segala-galanya. Tidak boleh “merah putih” terkalahkan oleh kepentingan pribadi atau kekuarganya. Syahwat pribadi mesti ditekan sedemikian rupa, sehingga kepentingan bangsa dan negaralah yang harus dikedepankan.

Di tengah-tengan perubahan lingkungan strategis global, kita saksikan marak nya persaingan bangsa-bangsa di dunia. Mereka tampak berlomba melahirkan inovasi dan teknologi. Mereka ramai-ramai meningkatkan daya saing di pentas dunia. Bahkan tidak segan-segan mereka “membunuh” ekonomi bangsa lain hanya sekedar untuk menguasai dan merebut pasar. Semua ini tengah berlangsung di hadapan kita. Fenomena “siapa membeli siapa” pun kini mengemuka menjadi bahasa agitatif yang sering dikumandangkan dalam berbagai perbincangan.

Walau hidup bermatabat merupakan hak setiap orang bahkan hak suatu bangsa, namun yang harus kita renungkan adalah bagaimana cara nya agar kita, baik selaku pribadi mau pun bangsa dapat “bermartabat bersama”. Hal ini penting dicatat, karena kalau saja kita dapat bermartabat bersama, rasa nya tidak bakal ada lagi warga bangsa yang terpinggirkan atau termarginalkan. Bermartabat bersama, sudah seharus nya kita jadikan tekad bersama. Sebab , pada suasana itulah persoalan lahir bathin manusia terselesaikan.

Paling tidak, ada dua tahap yang harus dilalui tatkala seseorang ingin hidup bermartabat. Pertama, yang bersangkutan harus ikut proses pembelajaran dan kedua perlu ikut proses pemberdayaan. Pembelajaran, pemberdayaan dan pemartabatan adalah rangkaian proses penyuluhan yang selama ini diberikan kepada petani beserta keluarga nya di perdesaan.

Akhirnya, kita berharap agar “darah baru” Penyuluhan Pertanian dengan titik kuat kepada spirit pembelajaran, pemberdayaan dan pemartabatan para Penyuluh Pertanian dan petani akan memberi angin segar bagi perjalanan Penyuluhan Pertanian di masa kini dan mendatang. Kita percaya, para Penyuluh Pertanian di seluruh negeri, bakal mampu mencermatinya, untuk selanjutnya berkiprah dengan membawa kehormatan dan tanggungjawab. Selamat berjambore !

 

(PENULIS, KETUA HARIAN DPD HKTI JAWA BARAT).

Dimensi Taqwa

Cahaya Shubuh Kamis, 9 Januari 2025 Bissmillahirahmsnirahim Assalamualaikum wr wbrkt, keluargaku saudaraku dan sahabatku, yang dimuliakan oleh Allah Swt… Dimensi

Read More »

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *