SDN Papandayan Kertasari, Sekolah di Perbatasan Pegunungan Lolos Tantangan Literasi 10 Bulan. Pengawas: Perjuangannya Tidak Mudah

HIBAR PGRI– Pelaksanaan motoring evaluasi peserta tantangan literasi kali ini berlangsung di Satker Disdik Kertasari, Kamis (5/10) di SDN Tarumajaya. Delapan belas sekolah yang dipanggil untuk dilihat hasil nyata implementasi dari penugasan tantangan literasi Leksam Bedas yang sudah berjalan sejak Januari sampai Oktober 2023.

 

 

Tim monev (monitoring evaluasi) yang di pimpin oleh Hildawati,M.Ap sebagai Koordinator Leksam SD sekaligus sebagai Kepala SDN Soreang 01 mengapresiasi gerakan literasi di Kertasari didaerah pegunungan berbatasan dengan Garut Selatan.

” Alhamdulillah semua peserta tantangan masih konsisten menjalankan penugasan, luar biasa Kertasari. Dengan Monev, kami ingin mengukur sejauh mana literasi diimplementasikan di sekolah” kata Hildawati, Kamis (5/10/2023)

 

 

Pengawas Kertasari ,Oma,S.Pd. menyampaikan terimakasih kepada tim monev Leksam Bedas dan mengapresiasi peserta yang lolos tantangan literasi. 

“Hari ini kami melaksankan monev tantangan literasi Leksam Bedas dari 40 SD, lolos tantangan literasi 18 SD. Artinya mereka yang lulus telah melaksanakan penugasan literasi dengan konsisten selama 10 bulan. Mudah mudahan kegiatan ini bisa memberikan inspirasi bagi SD yang lain. Ditengah berbagai halangan dan hambatan perjuangannya tidak mudah, terutama di sekolah pelosok di selatan. Akses internet cukup sulit, bahkan mereka upload penugasan literasi bukan disekolah. Mereka pergi dahulu ke daerah yang ada sinyal yang baik. Intinya literasi di sekolah harus dilaksanakan karena  saat ini literasi menjadi kriteria untuk ANBK literasi numerasi. Walaupun di rapor mutu sekolah di daerah kami masih warna kuning, tapi warna merahnya sudah hampir tidak ada.” kata pengawas.

 

 

Kertasari yang merupakan daerah perbatasan demografi pegunungan memiliki program untuk guru melek Informasi Teknologi (IT) membasmi buta tekhnologi.

“Kami di PGRI Kertasari memiliki program guru melek Laptop/komputer, jadi guru disini ada pelatihan membasmi buta teknologi. Tetapi pada ahirnya strategi apapun yang dilaksanakan, pendekatan yang terbaik. Meningkatkan kesadaran mereka untuk berliterasi, memang itu yang tersulit dan itu yang selama ini kami laksanakan.” pungkas Oma.

 

 

Dalam kesempatan tersebut ada guru pembimbing SDN Papandayan, yang merupakan sekolah diperbatasan lolos tantangan literasi 10 bulan.

“Sekolah ini diwilayah Kertasari, tapi bila mau kesekolah ini harus menempuh perjalanan 1,5 jam memakai motor itu pun kalau memakai mobil tentu lebih lama lagi,” kata Oma.

 

 

“Saya guru pembimbing literasi di SDN Papandayan, dengan tantangan literasi Leksam Bedas. Minat baca siswa kami jadi bertambah yang asalnya segan masuk perpustakaan. Alhamdulillah sekarang ini jadi ramai. Walaupun daerah kami di bilang terpencil tapi minat baca anak sangat antusias. Selama penugasan tantangan kesulitan memang ada tapi bisa diatasi.” pungkas Ai Rinriani,S.Pd guru pembimbing SDN Papandayan.(*)

 

Reporter Iman

Editor Iman