HIBAR PGRI- Bupati Bandung Dr. HM. Dadang Supriatna menutup pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) berbasis pemberdayaan masyarakat (Sisdamas) yang dilaksanakan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung yang tersebar di 7 kecamatan di Kabupaten Bandung, Senin (21/8/2023).
Penutupan KKN Sisdamas yang sekaligus penyerahan sertifikat halal kepada para pelaku usaha itu dilaksanakan di Rumah Dinas Jabatan Bupati Bandung, Soreang. Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) UIN Sunan Gunung Djati Bandung Dr. H. Sarbini, Kapus PKM (Kepala Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat) Dr. H. Aep Kusnawan, jajaran Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bandung, sejumlah pelaku UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah), perwakilan para mahasiswa dari 2.835 mahasiswa yang melaksanakan KKN Sisdamas di Kabupaten Bandung turut hadir pada kesempatan itu.
Ribuan mahasiswa yang melaksanakan KKN Sisdamas itu tersebar di 7 kecamatan dan 63 desa di Kabupaten Bandung, di antaranya Kecamatan Cangkuang, Arjasari, Cimaung, Ciwidey, Pangalengan, Rancabali dan kecamatan lainnya.
Bupati Bandung Dadang Supriatna mengapresiasi pelaksanaan KKN Sisdamas.
“Kami mengucapkan terima kasih sekaligus menyampaikan selamat telah selesai melaksanakan KKN Sisdamas. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan seluruh akademisi sangatlah penting, dalam kaitan untuk memajukan daerah dan masyarakat,” kata Bupati Bandung dalam sambutannya.
Dadang Supriatna mengatakan pelaksanaan KKN itu merupakan implementatif dari teori-teori yang didapat di perguruan tinggi. “Dengan pelaksanaan KKN ini bisa lebih merasakan, betapa pentingnya sosialisasi, pentingnya menyebarkan ilmu dan pentingnya paham kondisi di masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat,” katanya.
Orang nomor satu di Kabupaten Bandung ini mengatakan dengan pelaksanaan KKN Sisdamas selama 40 hari ini merupakan waktu yang cukup untuk mengobservasi dan bersilaturahmi ke setiap desa dan RW maupun dengan karang taruna di 7 kecamatan Kabupaten Bandung itu.
Kang DS, sapaan akrab Dadang Supriatna berharap hasil dari KKN Sisdamas itu bisa menghasilkan ilmu dan pemikiran positif untuk meningkatkan pembangunan bangsa dan negara. Ia pun berharap mahasiswa/mahasiswi yang sudah melaksanakan KKN Sisdamas menjadi pemimpin di masa depan.
Kang DS juga berharap mereka setelah melaksanakan pendidikan Strata 1 (S-1), bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan S-2, hingga menjadi doktor dan profesor.
“Sangat dibutuhkan anak-anak yang memenuhi sumber daya manusia. Sumber daya alam di kita belum maksimal diolah karena kurangnya sumber daya manusia. Kita berharap bisa melahirkan mahasiswa berkualitas untuk menghadapi persaingan di masa mendatang. Negara kita harus dikelola kita, kita bisa melakukan langkah-langkah untuk mencintai Tanah Air,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris LP2M UIN Sunan Gunung Djati Bandung Sarbini mengatakan, bahwa salah satu program UIN dalam pengembangan dan pengabdian kepada masyarakat adalah pengabdian oleh dosen dan juga mahasiswa.
“Yang dilakukan mahasiswa adalah KKN dan PKM. KKN tahun sekarang ini, memang 2000 sekian orang, tak sedikit juga asal dari Kabupaten Bandung. 800 orang peserta KKN berasal dari Kabupaten Bandung dan melaksanakan KKN di Kabupaten Bandung,” katanya.
Sarbini mengungkapkan bahwa di UIN ada rumah Qur’an, sumbangan dari Kabupaten Bandung. UIN memberikan keleluasaan untuk mengisi dalam pengembangan mahasiswa yang ada di Kabupaten Bandung.
“Itu bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin. Bisa menyediakan tenaga ahli dalam bidang tahfidz Qur’an. UIN baru pertama kali terima Besti (Beasiswa ti Bupati) dari Kabupaten Bandung. Sumbangsih yang sangat luar biasa,” katanya.
Sementara itu, Kapus PKM UIN Sunan Gunung Djati Bandung Aep Kusnawan mengatakan bahwa pelaksanaan KKN UIN Sunan Gunung Djati Bandung merupakan bagian dari tri dharma perguruan tinggi, di mana salah satunya pengabdian kepada masyarakat,” katanya.
Aep mengatakan pelaksanaan KKN fokus di empat kabupaten, yakni Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Subang dan Kabupaten Ciamis.
“Peserta KKN yang terlibat 5.700 orang. Khususnya di Kabupaten Bandung sebanyak 2.835 orang yang tersebar di 7 kecamatan dan 63 desa,” katanya.(*)
Editor: Iman