6 October 2024 15:27
Opini dan Kolom Menulis

ISU STRATEGIS PENAS 2023

ISU STRATEGIS PENAS 2023

OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA

Tinggal dalam hitungan hari, Pekan Nasional (PENAS) Petani Nelayan seluruh Indonesia bakal digelar di Padang, Sumatera Barat. Tepatnya mulai 10 hingga 15 Juni 2023. Pelaksanaan Penas kali ini mundur dari agenda semula, karena beberapa waktu lalu, bangsa ini dihadapkan pada sergapan Covid 19. Kini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi mengumumkan pandemi Covid 19 telah selesai.

Namun demikian, bukan berarti Covid 19 sudah tidak ada di negara kita. Berdasar pengamatan, varian baru dari Virus Covid 19, terekam masih ada di negara kita. Itu sebabnya protokol kesehatan tetap harus kita patuhi agar bangsa ini tetap terbebas dari bencana Covid 19. Termasuk di dalamnya pelaksanaan Penas 2023 nanti. Kewaspadaan dan kehati-hatian menyikapi Covid 19 tetap penting diperhatikan.

Persiapan menuju Penas Petani Nelayan 2023 terlihat sudah cukup matang. Sekitar satu tahun lalu, telah diselenggarakan Pra Penas Petani Nelayan di Maros, Sulawesi Selatan. Berbagai isu strategis terkait pembangunan pertanian fan pembangunan petani sudah dikumpulkan untuk dijadikan materi utama Penas Petani Nelayan 2023 mendatang.

Hal ini wajar terjadi, karena bila kita cermati kondisi pertanian sekarang, memang sedang berada dalam suasana TIDAK baik-baik saja. Kondisi produksi padi tampak cukup merisaukan. Terlebih dengan adanya iklim ekstrim seperti El Nino yang diduga akan menyergap sebagian besar warga bangsa. Pengalaman menunjukkan, dampak El Nino di masa lalu betul-betul sangat mengganggu produksi padi.

Dihadapkan pada situasi yang demikian, tidak bisa tidak, kita harus menjawabnya dengan pendekatan “deteksi dini” (early warning). Kita harus ikhlas melepas pendekatan “pemadam kebakaran” yang selama ini sangat digandrungi oleh para penentu kebijakan. Ini penting disampaikan, karena kalau saja kita tetap menggunakan pendekatan pemadam kebakaran, maka masalah itu, akan selalu muncul dalam kehidupan.

Justru yang perlu kita tempuh adalah bagaimana agar masalah tersebut, tidak muncul dalam kehidupan nyata di lapangan. Sedangkan pendekatan deteksi dini diarahkan agar masalah tersebut tidak terjadi, karena kita sudah mengantisipasinya sejak jauh-jauh hari. Artinya, kita perlu membaca tanda-tanda jaman yang tengah bergulir.

Ketersediaan pangan bangsa ini, dalam beberapa bulan belakangan, tampak agak terganggu, khususnya untuk komoditas padi. Bukan saja produksi yang dihasilkan para petani mengalami penurunan jumlah surplus, namun dilihat dari cadangan beras Pemerintah sendiri, kita sempat berada dalam situasi yang merisaukan.

Kalau ketersediaan pangan sebagaimana diamanatkan Undang Undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan dibangun oleh produksi petani di dalam negeri, cadangan pangan yang dimiliki Pemerintah dan impor, maka pilihan impor merupakan kebijakan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Membuka kran impor merupakan langkah Pemerintah untuk menjaga hal-hal yang tak diinginkan dalam kaitannya dengan ketersediaan pangan.

Ketersediaan pangan menjadi hal yang cukup penting untuk ditangani, manakala hal ini dikaitkan dengan situasi pangan saat ini. Indikasi menurunnya jumlah surplus beras, adanya ancaman El Nino dan semakin susahnya penganekaragaman pangan diwujudkan merupakan priblem serius Ketahanan Pangan bangsa dan negara yang penting dicarikan solusi terbaiknya.

Secara kelembagaan negara, dalam dua tahun terakhir ini, kita telah memiliki Badan Pangan Nasional. Dilandasi dengan integritas para pengelola dalam mengembangkan sinergitas dan kolaborasi diantara para pemangku kepentingan di sektor pangan, kita optimis Badan Pangan Nasional akan memberi kinerja terbaiknya bagi pembangunan pangan di negeri ini.

Isu strategis lain yang patut mendapat pencermatan serius adalah soal “ruang pertanian” yang makin menyusut karena berbagai alasan. Semakin maraknya alih fungsi dari lahan pertanian pangan produktif ke non pertanian di duga menjadi salah satu penyebab menyusutnya ruang pertanian. Apakah itu disebabkan oleh tekanan penduduk yang membutuhkan perumahan dan pemukiman.

Apakah itu yang disebabkan oleh kebutuhan infrastruktur dasar seperti pembangunan bandara dan pelabuhan internasional, pembangunan rel kereta api cepat, pembebasan lahan pertanian untuk pembuatan jalan bebas hambatan dan lain sebagainya. Apakah untuk pengembangan kawasan industri dan lain-lainnya.

Yang memprihatinkan dan kini tengah berlangsung adalah terjadi nya alih kepemilikan lahan sawah dari petani ke non petani. Sawah ladang petani banyak yang dijual, karena penghasilan dari usahatani padi dianggap sudah tidak menguntungkan. Petani lebih senang melepas sawah yang dimilikinya untuk dapat membiayai anak-anak mereka menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Lebih tragisnya lagi, banyak para orang tua yang sekarang berprofesi sebagai petani, melarang anak-anak mereka untuk menjadi petani. Para orang tua mendambakan agar anak-anak nya dapat menjadi pegawai negeri atau pegawai swasta yang mapan. Itu sebabnya, mereka rela menjual sawah yang dimilikinya untuk membiaya sekolah anak-anaknya.

Sebetulnya masih banyak isu strategis pembangunan pertanian dan perikanan yang dapat kita ungkap menjelang Penas Petani Nelayan 2023. Hanya kalau kita cermati apa yang berkembang selama ini, soal alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian dan alih generasi petani merupakan dua hal yang butuh penanganan sesegera mungkin. Sebab, bila saja kira telat mencarikan solusi, maka bisa saja hal itu jadi bumerang kehidupan.

(PENULIS, KETUA HARIAN DPD HKTI JAWA BARAT).

“LIANG COCOPET”

“LIANG COCOPET” OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA “Liang Cocopet” adalah ungkapan umum dalam kehidupan masyarakat. Tatar Sunda, yang intinya menggambarkan tempat

Read More »

Tanda Terimanya Sebuah Amal

MUHASABAH AKHIR PEKANMinggu, 6 Oktober 2024 TANDA DITERIMANYA SUATU AMAL BismillahirrahmanirrahiimAssalamu’alaikum wr wbrkt… Saudaraku,Perlulah kita ketahui bahwa tanda diterimanya suatu amalan adalah apabila

Read More »

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *