KEUTAMAAN ORANG YANG SHAUM

Oleh Dede Ridwan

Terdapat banyak keterangan terkait keutamaan orang yang shaum, diantaranya adalah sebagai berikut:

A. Mendapat Maghfirah

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ، إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya: Siapa yang shaum Ramadhan karena iman dan ihtisab (mengharap pahala), maka pasti diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR. Bukhari: 38 dari Abu Hurairah ra.)

الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ، وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ، مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ»
Shalat yang lima waktu, dari jum`at ke jum`at berikutnya, dari Ramadhan ke Ramadhan berikutnya, adalah menjadi penghapus dosa antara keduanya, selama menjauhi dosa-dosa besar.  (HR. Muslim: 233. Dari Abu Hurairah ra.)

*Faidah Hadis* :

1. Ibadah Shaum adalah untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah swt sehingga harus benar-benar diniatkan karena mengharap Ridha Allah swt. Karena kalau bukan itu niatnya, maka shaum itu akan menjadi amal yang sia-sia.

2. Ada dua syarat supaya ibadah shaum yang kita lakukan bisa menjadi sebab datangnya maghfirah (ampunan) dari Allah swt.  Yaitu sebagaimana disebutkan dalam hadis: 0rang yang shaum Ramadhan karena Iman dan ihtisab (mengharap pahala). Syarat pertama yaitu Iman, dalam artian kita melaksanakan shaum karena dorongan Iman kepada Allah swt karena Allah swt telah mewajibkan shaum kepada hamba-hamba-Nya yang beriman, dan konsekwensi dari Iman adalah keta`atan kepada-Nya. Syarat kedua : adalah ihtisab, yaitu mengharap pahala. Allah swt akan memberikan pahala berupa surga kepada hamba-hamba-Nya yang beriman dan ta`at kepada-Nya. Pahala merupakan buah dari keimanan dan keta`atan dalam melaksanakan perintah Allah swt dan menjauhi larangan-Nya.

3. Hamba yang beriman akan senantiasa meniatkan seluruh amal ibadahnya hanya karena Allah, mengharap pahala dari-Nya. Bukan karena ingin dilihat dan dinilai oleh manusia. Siapa yang ibadah shaumnya hanya karena ingin dilihat dan dinilai oleh manusia, maka dia tidak ikhlash, orang yang tidak ikhlash dalam ibadah, maka ibadahnya tidak akan diterima disisi Allah swt. 

4. Kalimat : إيماناً واحْتساباً dibaca nasab karena ia merupakan maf`ul li ajlih. Yang berarti pelaksanaan shaumnya itu karena Iman dan Ihtisab. Bukan karena yang lainnya. ini menunjukkan bahwa Iman dan Ihtisab adalah amal yang berkaitan dengan hati, tidak tampak secara zahir.

5. Kalimat : إيماناً واحْتساباً juga sebagai taqyid (batasan) dari Shaum Ramadhan. Untuk menunjukkan bahwa shaum tidak akan diterima dari orang kafir secara mutlaq. Karena asas diterimanya amal adalah iman kepada Allah dan Rasul-Nya dan ta`at kepada kedua-Nya. (At-Taswirun Nabawi: 1/95). 

6. Hendaklah yang memotivasi kita melaksanakan shaum adalah karena iman kepada Allah swt dan mengharap pahala dari-Nya, bukan karena khauf (takut) diejek atau istihya` (malu) sama orang lain jika tidak shaum. Bukan juga karena sum`ah dan riya`. Bersihkanlah hati dari berbagai tujuan-tujuan duniawi. 

7. Redaksi hadis غُفِر لَهُ ما تقدَّم مِن ذنبه adalah isim jenis yang mudhaf, bersifat umum, maka mencakup seluruh dosa, baik dosa kecil maupun dosa besar. Akan tetapi jumhur ulama berpendapat bahwa yang dimaksud adalah khusus, yaitu dosa-dosa kecil saja. (Mirqatul Mafatih : 6/404) ini berarti bahwa ibadah shaum yang dilakukan tidak hanya berbuah pahala, tetapi akan menghapus seluruh dosa kecil yang pernah dilakukan. (Manarul Qari`: 1/121)

8. Hakikat dari maghfirah adalah الوقاية من شر الذنوب مع سترها (penjagaan dari jeleknya dosa dan penutupannya) maksudnya adalah ketika seseorang mendapatkan maghfirah, maka dia akan diselamatkan dari siksa dan ditutupi segala dosa dosanya. (Taudhihul Ahkam: 4/731)