20 November 2024 12:25
Sentuhan Qalbu

Diantara Sifat Orang Munafik

DIANTARA SIFAT ORANG MUNAFIQ

 

 

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا

 

Artinya: Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. (An-Nisa`, 142)  

 

 

Ayat tersebut menjelaskan tentang diantara sifat orang munafiq, secara garis besar ada dua karakter sifat orang munafiq, yaitu secara zhahir (tampak) dan secara batin (tidak tampak) karakter mereka yang zahir (tampak) adalah diantaranya:

 

 *1. MALAS SHALAT* 

 

Terkait dengan hal ini dijelaskan dalam tafsir As-Sa`di sebagai berikut: 

 

” وَ ” من صفاتهم أنهم {إِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلاةِ} -إن قاموا- التي هي أكبر الطاعات العملية {قَامُوا كُسَالَى} متثاقلين لها متبرمين من فعلها، 

 

Dan diantara sipat mereka adalah bahwa, “apabila mereka berdiri untuk shalat,” bila mereka melakukannya, yang merupakan perbuatan ketaatan yang paling agung, ”mereka berdiri dengan malas,” mereka merasa berat melakukannya dan menggerutu dalam melakukannya.

 

والكسل لا يكون إلا من فقد الرغبة من قلوبهم، فلولا أن قلوبهم فارغة من الرغبة إلى الله وإلى ما عنده، عادمة للإيمان، لم يصدر منهم الكسل،

 

Rasa malas itu tidaklah ada kecuali karena tidak adanya kehendak untuk melakukannya dalam hati mereka, dan sekiranya bukan karena hati mereka itu kosong dari keinginan kepada Allah dan kepada apa yang ada di sisiNya serta tidak ada keimanan, pastilah tidak ada rasa malas dalam diri mereka.

Sehubungan dengan tafsir ayat tersebut, Imam Ibnu Katsir menukil perkataan Sahabat Ibnu Abbas berikut: 

 

يكرَه أَنْ يَقُومَ الرجلُ إِلَى الصَّلَاةِ وَهُوَ كَسْلَانُ، وَلَكِنْ يَقُومُ إِلَيْهَا طَلْقَ الْوَجْهِ، عَظِيمَ الرَّغْبَةِ، شَدِيدَ الْفَرَحِ، فَإِنَّهُ يُنَاجِي اللَّهَ [تَعَالَى] وَإِنَّ اللَّهَ أَمَامَهُ يَغْفِرُ لَهُ وَيُجِيبُهُ إِذَا دَعَاهُ، ثُمَّ يَتْلُو ابْنُ عَبَّاسٍ هَذِهِ الْآيَةَ: {وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلاةِ قَامُوا كُسَالَى}

 

Makruh bagi seseorang berdiri untuk salat dengan sikap yang malas, melainkan ia harus bangkit untuk menunaikannya dengan wajah yang berseri, hasrat yang besar, dan sangat gembira. Karena sesungguhnya dia akan bermunajat kepada Allah, dan sesungguhnya Allah berada di hadapannya, memberikan ampunan kepadanya jika dia berdoa kepada-Nya. Kemudian Ibnu Abbas r.a. membacakan firman Allah Swt.: Dan apabila mereka (orang-orang munafik) berdiri untuk salat, mereka berdiri dengan malas. (An-Nisa: 142). (Ibnu Mardawaih, Tafsir Ibnu Katsir, 2/438)

 

 

Adapun karakter batin (tidak tampak) dari mereka adalah dijelaskan dalam lanjutan ayatnya, yaitu Riya dan sedikit mengingat Allah swt. 

 

 

 *2. RIYA* 

 

{يُرَاءُونَ النَّاسَ} أي: هذا الذي انطوت عليه سرائرهم وهذا مصدر أعمالهم، مراءاة الناس، يقصدون رؤية الناس وتعظيمهم واحترامهم ولا يخلصون لله،

 

 “Mereka RIYA ingin dilihat manusia” yaitu, inilah yang muncul sebagai rahasia diri mereka dan inilah yang menjadi tujuan amalan mereka, ingin dilihat oleh orang lain, mereka menginginkan penglihatan manusia tertuju pada mereka sehingga mendapatkan pengagungan dan penghormatan dari mereka dan tidak ikhlas kepada Allah. (As-Sa`di, 1/210)

 

{يُرَاءُونَ النَّاسَ} أَيْ: لَا إِخْلَاصَ لَهُمْ [وَلَا مُعَامَلَةَ مع الله بل إنما يشهدون الناس تَقِيَّةً مِنَ النَّاسِ وَمُصَانَعَةً لَهُمْ] (5) ؛ وَلِهَذَا يَتَخَلَّفُونَ كَثِيرًا عَنِ الصَّلَاةِ الَّتِي لَا يُرَون غَالِبًا فِيهَا كَصَلَاةِ الْعِشَاءِ وَقْتَ العَتَمَة، وَصَلَاةِ الصُّبْحِ فِي وَقْتِ الغَلَس، .

 

Hal ini diungkapkan melalui firman-Nya:

Mereka bermaksud riya (dengan salat) di hadapan manusia. (An-Nisa: 142)

Tiada ikhlas bagi mereka, dan amal mereka bukan karena Allah, melainkan hanya ingin disaksikan oleh manusia untuk melindungi diri mereka dari manusia; mereka melakukannya hanya dibuat-buat. Karena itu, mereka sering sekali meninggalkan salat yang sebagian besarnya tidak kelihatan di mata umum, seperti salat Isya di hari yang gelap, dan salat Subuh di saat pagi masih gelap. (Tafsir Ibnu Katsir, 2/438)

 

 

 

3. *SEDIKIT SEKALI MENGINGAT ALLAH SWT* .

 

فلهذا {لا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلا قَلِيلا} لامتلاء قلوبهم من الرياء، فإن ذكر الله تعالى وملازمته لا يكون إلا من مؤمن ممتلئ قلبه بمحبة الله وعظمته. 

Oleh karena itu “mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit” karena sudah penuhnya hati mereka dengan riya, karena dzikir kepada Allah dan mendawamkannya tidak mungkin bisa kecuali oleh seorang mukmin yang hatinya penuh dengan kecintaannya kepada Allah dan pengagungan kepada Nya. (As-Sa`di, 1/210)

 

 

Penyebab munculnya riya dan lemahnya ikhlash adalah karena terlalu berharap kepada makhluk.

Berharap kepada makhluk, harapan ingin dipuji, dikgumi dan diberi kedudukan = Riya

Berharap hanya kepada Allah swt = Ikhlash

Zikir kepada Allah hanya bagi orang mukmin yang hatinya dipenuhi dengan kecintaan dan pengagungan kepada Allah swt.

 

 

 

 

By; Dede Ridwan

11 Maret 2023

Wafat Setelah Mengucapkan Kalimat Tauhid

𝓑𝓲𝓼𝓶𝓲𝓵𝓵𝓪𝓪𝓱𝓲𝓻𝓻𝓪𝓱𝓶𝓪𝓪𝓷𝓲𝓻𝓻𝓪𝓱𝓲𝓲𝓶Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barokatuuh Wafat Setelah Membaca Kalimat Tauhid عن معاذ بن جبل رضي الله عنه قال ،قال رسول

Read More »

PERAN STRATEGIS KP3

PERAN STRATEGIS KP3 OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA Sebagaimana dijelaskan dalam Keputusan Direktur Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian tentang Petunjuk Teknis

Read More »

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *