Model Pembelajaran VAK Oleh Tana Saepudin (SDN Dangdang 01 Kertasari)
Model Pembelajaran VAK

Biasanya yang saya alami ketika akan mengajar langsung masuk kelas. Memberikan pembelajaran. Biasanya seperti itu yang dilakukan. Alasannya karena biasanya juga seperti itu.
Namun setelah saya berusaha banyak membaca model-model Pembelajaran yang harus diketahui guru ternyata kita masih perlu mengembangkan model atau gaya mengajar saya. Agar proses pembelajaran dapat diterima oleh anak didik kita tanpa ada deskriminasi karakter yang dimiliki setiap siswa.
Ada perihal penting yang perlu diketahui. Siswa di dalam kelas tidak memiliki karateristik, kebutuhan dan gaya belajar yang sama. Ini kerap kali terjadi. Guru menganggap siswa di dalam kelas sama. Padahal, mereka punya kebutuhan yang berbeda. Punya karakteristik yang tidak sama. Termasuk pada gaya belajar yang berbeda – beda.
Ada perihal penting yang perlu diketahui. Siswa di dalam kelas tidak memiliki karateristik, kebutuhan dan gaya belajar yang sama. Ini kerap kali terjadi. Guru menganggap siswa di dalam kelas sama. Padahal, mereka punya kebutuhan yang berbeda. Punya karakteristik yang tidak sama. Termasuk pada gaya belajar yang berbeda – beda.
VAK merupakan tiga modalitas yang dimiliki oleh setiap manusia. Ketika modalitas tersebut kemudian dikenal sebagai gaya belajar. Gaya belajar merupakan kombinasi dari bagaimana seseorang dapat menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi (DePotter, 1999:22)
Definisi pertama tentang VAK yang saya kutip dari buku Bobbi DePotter. Bukunya cukup terkenal ditahun 1992. “Quantum Learning”. Sahabat guru pastinya sudah tidak asing lagi dengan buku ini.
Pembelajaran dengan model ini mementingkan pengalaman belajar secara langsung dan menyenangkan bagi siswa. Pengalaman belajar secara langsung dengan cara belajar mengingat (Visual), belajar dengan mendengar (Auditory) dan belajar dengan gerak dan emosi (Kinestethic) (DePotter dkk, 1999)
Point penting yang bisa perlu di garis bawahi sesuai kutipan di atas bahwa model pembelajaran VAK mengajak siswa belajar dengan tiga cara. Secara Visual, Auditory dan Kinestetik. Tentang hal ini, nanti saya akan bahas satu per satu di topik khusus.
Menurut Hadian, model pembelajaran VAK merupakan suatu model pembelajaran yang menganggap pembelajaran akan efektif dengan memperhatikan ketiga hal tersebut visual auditori kinestetik dan dapat diartikan bahwa pembelajaran dilaksanakan dengan memanfaatkan potensi siswa yang telah dimilikinya dengan melatih dan mengembangkannya.
Nah, dari penjelasan di atas saya jadi terinspirasi. Soalnya dalam pembelajaran VAK harus melibatkan siswa dalam memanfaatkan modalitasnya masing. Artinya, didalam kelas akan ada tiga kelompok siswa dengan gaya belajar berbeda.
Siswa dengan modalitas belajar cara visual tentu akan berbeda cara belajarnya dengan siswa dengan modalitas Auditory dan Kinestetik.
Jadi utk menggunakan skenario VAK Learning Model butuh media. Media pembelajaran yang bisa mengfasilitasi ketiga gaya belajar tadi.
Tahapan VAK Learning Model
Pertama
Pada Tahapan pertama adalah persiapan. Biasanya guru menyebutnya dengan tahap pendahuluan.
Kedua
Tahapan kedua adalah penyampaian. Ini termasuk pada kegiatan inti pertama. Disini siswa melakukan eksplorasi materi secara mandiri. Tentunya dengan melibatkan indera yang sesuai dengan gaya belajar VAK
Ketiga
Tahap ketiga adalah tahap pelatihan. Tahapan ini siswa dibantu utk mengelaborasi kan hasil eksplorasi. Sesuai dengan gaya belajar VAK.
Keempat
Tahap ke empat adalah penampilan hasil. Kegiatan menyimpulkan yang dilakukan siswa dengan menyajikan hasil belajar. Tentunya disesuaikan dengan gaya belajar siswa.
Kesimpulan
Penjelasan diatas pastinya masih bersifat teoritis. Saat mengimplementasikan, pastinya Sahabat guru hebat akan punya pengalaman berbeda.
Kalau sudah mempraktikkan. Boleh dong sahabat guru hebat sharing disini. Ketik aja pengalamannya di kolom komentar yaa.
Nah, Sahabat ada beberapa Catatan penting yang saya alami saat mengimplementasikan model pembelajaran VAK, adalah :
Pastikan siswa menyadari, bahwa ada tiga gaya belajar (Visual, Auditory, dan Kinestetik)
Pastikan siswa mengetahui gaya belajar yang dominan pada dirinya.
Didalam kelas akan ada tiga kelompok siswa dengan gaya belajar berbeda.
Perlu dibuat media pembelajaran yang bisa mengfasilitasi ketiga gaya belajar tersebut.
Lakukan skenario pembelajaran ini dengan belajar menyenangkan.
Demikian Sahabat Guru Hebat shering saya, semoga bermanfaat bagi para pendidik dalam mentransfer dan membimbing anak didik kita untuk memberikan pengalaman proses Belajar dan Mengajar yang bermakna dan menyenangkan .

MANFAAT ORANG YG PANDAI BERSYUKUR KEPADA ALLAH SWT
MUHASABAH SHUBUH Rabu, 30 April 2025 Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum wrmt wbrkt MANFAAT ORANG YG PANDAI BERSYUKUR KEPADA ALLAH SWT Saudaraku, Manfaat

“MUSUH NEGARA” !
“MUSUH NEGARA” ! OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA Ketika menjadi salah seorang pembicara di UNS belum lama ini, Menteri Pertanian Amran

TAK MULAI DARI NOL, INDONESIA SIAP JADI EPISENTRUM PENGEMBANGAN AI
HIBAR -Di tengah perkembangan teknologi kecerdasan artifisial atau Artificial Intelligence (AI) yang makin cepat, Indonesia bergerak cepat memastikan pengembangan yang

Program 100 Hari Kerja di RSUD Majalaya: Sistem Digitalisasi Observasi Pasien di IGD dan Aplikasi Sipanda
HIBAR- Bupati Bandung Dadang Supriatna resmikan program 100 hari kerja Bupati Bandung yang dilaksanakan di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah

Bedas Pisan! Nahkoda Baru AKKOPSI, Bupati Bandung Pimpin 492 Kabupaten/Kota Peduli Sanitasi
HIBAR – Kabar membanggakan datang dari Bupati Bandung Dadang Supriatna. Bupati kebanggaan masyarakat Kabupaten Bandung itu dipercaya mengemban amanah baru

Bupati Bandung, Cerdas Terjemahkan Program Besar Prabowo
HIBAR- Bupati Bandung Dadang Supriatna cukup cerdas dan cepat menerjemahkan beberapa program penting Presiden Prabowo Subianto. Salah satunya, program Makan
Mantap pa
