Stop Ingkari Nikmat Allah SWT

*Tadarus Al-Qur-aan*
(Tadabbur,Tafakkur & Tadzakkur)
“31 Desember 2022 M”
Stop Mengingkari
Ni’mat Allooh

*”Bismillaahir-rohmaanir-rohiimi”*
Assalaamu’alaikum
Warohmatullooh Wabarokaatuh
Mohon ma’af dan ma’lum serta tasamuhnya dari semua pihak yang kuhormati rohimakumullooh.
Dalam segenap keawamanku, membaca dan menyimak ma’na terjemah dan tafsir *Al-Qur-aan,* Suroh ke-16 An-Nahli, Ayat ke-104 – 113, dengan pendekatan tadabbur, tafakkur dan tadzakkur melalui naluri, nalari dan nurani keimanan, keislaman dan keihsanan secara burhaani dan bayaani serta ‘irfaani dalam konteks kehidupan berpribadi, berumahtangga dan bermasyarakat serta berbangsa dan bernegara lebih-lebih dalam situasi, kondisi dan suasana kini masa peralihan tahun 2022 ke 2023 di dalam tahun politik, yang tentunya persepsi dan interpretasi ini bersifat relatif subjektif.
Adapun rangkaian kata atau kalimat yang tersurat dan tersirat dalam Ayat ke-112nya, adalah *”(Dan Allooh telah membuat perumpamaan atau suatu ibarat sebuah Negara yang dahulunya aman, damai lagi tentram dan kebutuhan pokok hidup penduduknya datang melimpah-ruah dari setiap tempat, tetapi suatu ketika pemimpin dan/atau para pimpinannya mengingkari ni’mat Allooh, maka Allooh menimpakan siksa kepada mereka busana rasa kelaparan dan rasa ketakutan luarbiasa, disebabkan apa yang selalu mereka lakukan atau perbuat dan/atau kerjakan)”.*
Mungkin yang dimaksud dengan busana rasa kelaparan itu, dalam pengertian sifat dan sikap serta perilaku hidupnya dihinggapi hawa nafsu serakah atau tidak pernah merasakan cukup atau lebih dari cukup dan/atau puas; sedang busana rasa ketakutan itu, dalam pengertian sifat dan sikap serta perilaku hidupnya dihantui emosi kekhawatiran luarbiasa atau dirundung belenggu rasa resah dan gelisah serta galau karena takut kehilangan posisi.
Oleh karena demikian itu, yang kumaksud stop mengingkari ni’mat Allooh, adalah hentikan segenap sifat dan sikap serta perilaku hidup di segala bidang atau sektor dan/atau lingkungan kehidupan yang bernuansa mendatangkan kemurkaan dan ‘adzaab Allooh, yang ditimpakan tidak hanya kepada kaum para pendholim saja.
Dan kiranya insyaa-Allooh, memasuki kehidupan di tahun baru 2023, para muslim negeri ini dapat melakukan tajdid atau pembaharuan dan/atau memperbaharui kembali (ngaweuteuhkeun deui) nilai-nilai esensial ma’na ‘aqiidah iimaan tauhidullooh, akhlaaqul-kariimah wal-mahmuudah dan ‘ibaadah mahdliyah wa ghoiiril-mahdliyah serta mu’aamalah dunyaawiyah, dengan shobar dan tawakkal serta ikhlash lillaahi ta’aalaa.
Mengingat betapa deras dan dahsyatnya arus informasi lebih-lebih kini eranya digitalisasi, maka medsos ini pun kita fungsi perankan jadi sarana tabligh dan da’wah serta tadzkiroh islamiyah dalam prinsip tawaashouu bi al-haqqi dan bi al-shobri, dan sekaligus ajang mempererat jalinan ma’na esensi ta’aaruf dan ukhuwah serta shillatuurohim, walaupun di alam dunia maya.
Dan pamungkas tadarus ini, marilah kita sekalian membiasakan sikap saling mema’lumi dan mema’afkan serta mendu’aakan.
Walloohu a’lam bish-showaab wakafaa billaahi syahiidaa.
*”Alloohumma aamiin yaa robb : Robbanaghfirlanaa dzunuubanaa waisroofanaa fii amrinaa watsabbit aqdaamanaa wanshurnaa ‘alal-qouumil-kaafiriin … Aamiin yaa Allooh yaa ghofuurur-rohiim, yaa ‘aziizul-hakiim wal-hamdulillaahi robbil-‘aalamiin”.*
Hormat dan baktiku, a.m. bakri.