SIKAP OPTIMIS “BOS BARU” BULOG
SIKAP OPTIMIS “BOS BARU” BULOG
OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA
detikFinance merilis, Direktur Utama Perum Bulog, Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Novi Helmy Prasetya melaporkan hingga hari ini, Bulog baru menyerap sekitar 45.000 ton beras. Atai baru 1,5 % dari target yang ditetapkan. Angka ini masih jauh dari target hingga April 2025 yang mencapai 3 juta ton. Meski baru serap 45.000 an beras, Mayjen TNI Novi yang baru diangkat menjadi Dirut Bulog tersebut optimis target penyerapan beras hingga 3 juta ton dapat tercapai paling lambat 3 bulan.
Sikap optimis, memang diperlukan.
Dalam berbagai kesempatan, Presiden Prabowo meminta kepada para pembantunya yang tergabung dalam Kabinet Merah Putih untuk “jangan cengeng, jangan minderan, jangan pesimis. Yang penting semangat dulu, usaha kerja keras dahulu. Baru kalau tidak bisa, kita evaluasi”. Penegasan Presiden diatas, sungguh sangat menarik. Presiden ingin agar Menteri-Menterinya kerja keras dan kerja cerdas.
Sikap optimis betul-betul dibutuhkan ketika bangsa ini banyak menghadapi tantangan dan rintangan. Ini penting, mengingat sikap optimis adalah sikap yang selalu memandang segala hal dari sisi positif dan memiliki keyakinan bahwa segala masalah dapat diatasi. Orang yang optimis percaya bahwa ada potensi kebaikan dan kemungkinan sukses dalam setiap situasi.
Beberapa ciri orang yang optimis antara lain tidak kaget menghadapi kesulitan; berusaha mencari penyelesaian atas kesulitan yang dihadapi; yakin bahwa masa depan ada dalam kendalinya; meningkatkan apresiasi terhadap kemampuan diri;
selalu bergembira, bahkan saat menghadapi kesulitan dan menerima apa yang tidak bisa diubah
Sikap optimis dapat membantu meningkatkan semangat dan motivasi seseorang untuk mencapai tujuan dan meraih kesuksesan. Lawan kata dari optimis adalah pesimis, yaitu sikap saat seseorang selalu memiliki pandangan negatif ketika menghadapi situasi tertentu. Kita percaya, Kabinet Merah Putih bentukan Presiden Prabowo merupakan kumpulan anak bangsa yang optimis.
Lalu apa yang dimaksud dengan cengeng ? Dari berbagai literatur cengeng adalah istilah untuk menggambarkan kebiasaan atau sikap seseorang yang mudah menangis atau tersinggung. Sebagai gambaran beberapa arti kata cengeng dianraranya
mudah menangis atau suka menangis;
mudah tersinggung; lemah semangat atau tidak dapat mandiri; mengeluh; gelisah dan pemarah.
Anak yang cengeng biasanya memiliki perasaan yang sensitif. Mereka menjadikan menangis sebagai salah satu cara untuk mengungkapkan perasaannya. Penyebab anak cengeng bisa beragam. Banyak faktor yang jadi pentebabnya, dan tidak selalu berkaitan dengan pola asuh orangtua. Dengan tekad kuat, sikap cengeng bisa dirubah menjadi tegar.
Begitu pun dengan semangat Presiden Prabowo untuk mencapai swasembada pangan. Dengan kekayaan sumber daya pertanian yang dimiliki, baik alam raya maupun manusianya, tidak seharusnya kita merasa ragu untuk meraihnya. Swasembada pangan bukan hal mustahil untuk diraih. Lewat perjuangan, bangsa ini memiliki kemampuan untuk menggapainya.
Sekitar 40 tahun lalu, tepatnya tahun 1984, bangsa kita telah mampu meraih swasembada beras. Bangsa-bangsa lain, banyak yang tak percaya atas raihan yang kita capai. Mereka tahunya, Indonesia adalah salah satu importir beras yang cukup besar di dunia. Mereka heran, kok bisa dari importir beras, tiba-tiba menjadi bangsa yang berswasembada beras.
Hal yang sama, pengalaman pencapaian swasembada beras ini mestinya mampu menjadi daya dorong untuk mencapai swasembada pangan. Itu sebabnya, menjadi sangat relevan, bila Presiden Prabowo menuntut para pembantunya untuk terus bergerak dan tidak pernah merasa lelah dalam melakukan percepatan pencapaian swasembada pangan.
Penugasan Pemerintah kepada Perum Bulog untuk menyerap gabah petani setara 3 juta ton beras dalam panen raya kali ini, sebetulnya dapat dijadilan “pintu masuk” ke arah terwujudnya swasembada pangan, utamanya beras, sekaligus langkah nyata untuk mengokohkan cadangan beras Pemerintah diatas angka 2 juta ton.
Selain itu, tekad Pemerintah untuk menyetop impor beras dan gula konsumsi tahun 2025 ini, sebetulnya merupakan langkah awal menuju swasembada pangan. Begitu pun dengan menghentikan impor jagung untuk pakan ternak dan garam. Pemerintah optimis, keempat komoditas pangan diatas dapat diproduksi di dalam negeri, selama kita yakin meraihnya.
Kaitannya dengan penyerapan gabah petani setara 3 juta ton beras, Pemerintah sangat berharap agar Perum Bulog dapat mewujudkan target tersebut sesuai dengan waktu yang ditentukan. Itu sebabnya, Pemerintah memandang perlu untuk melakukan perombakan Dewan Direksi dan Dewan Pengawas Perum Bulog supaya bergerak lebih dinamis dalam menggerakan kinerjanya.
Lambatnya penyerapan gabah petani dalam bulan Januari hingga awal Pebruari 2025 inilah, boleh jadi yang membuat Pemerintah mengangkat petinggi TNI AD yamg masih aktif menjabat Asisten Teritorial Panglima ABRI untuk memangku jabatan Direktur Utama Perum Bulog sekaligus menetapkan politisi Partai Gerindra yang kini menjabat Wakil Menteri Pertanian untul menjabat sebagai Kepala Dewan Pemgawas Perum Bulog.
Seberat apapun tantangan dan rintangan yang menghadang, tapi kalau kita menyelami pesan Presiden Prabowo kepada para pembantunya diatas, jelas tersimpan sikap optimis atas target yang telah ditetapkan soal penyerapsn gabah petani setara 3 juta ton beras. Kini masih tersisa waktu sekitar tiga bulan ke depan. Banyak hal yang masih bisa digarap.
Hanya saja, kita pun wajib untuk membaca realita. Dengan segudang pengalaman bagaimana susahnya menyerap gabah petani dalam suasana iklim ekstrim, apakah Pemerintah akan tetap ngotot untuk menggapainya ? Jawaban cerdas inilah yang paling kita tunggu dari petinggi bangsa ini. Tentu jawaban solutif yang masuk akal sehat.
Akhirnya, menarik untuk dijadikan percik permenungan. Benarkah untuk menyerap gabah petani setara 3 juta ton beras dalam tiga bulsn ke depan, masih dianggap hal mustahil untuk diwujudkan, mengingat berbagai keterbatasan yang kita miliki ? Jika benar, apa yang sebaiknya ditempuh Pemerintah ? Kita optimis, Pemerintah sudah memiliki jawaban cerdasnya.
(PENULIS, KETUA DEWAN PAKAR DPD HKTI JAWA BARAT).