17 February 2025 01:42
Opini dan Kolom Menulis

PETANI & TENGKULAK

PETANI & TENGKULAK

OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA

Petani dan Tengkulak merupakan dua kata yang cukup populer dalam kehidupan masyarakat perdesaan. Petani selalu membutuhkan tengkulak, sebaliknya tengkulak sulit untuk berkembang tanpa adanya petani. Dalam berbagai kejadian, petani dan tengkulak membangun hubungan yang saling membutuhkan alias simbiosis mutualistis.

Petani adalah orang yang berprofesi dalam menanam dan memelihara tanaman, seperti padi, jagung, sayuran, dan buah-buahan, serta memelihara hewan ternak untuk diambil hasilnya, seperti daging, susu, dan telur. Petani biasanya bekerja di ladang, kebun, atau sawah untuk menghasilkan bahan pangan dan bahan baku lainnya.

Petani memiliki peran penting dalam menjaga ketersediaan pangan, mendukung perekonomian, dan menjaga ketahanan pangan. Petani juga perlu beradaptasi dengan kondisi alam, iklim, dan cuaca. Tantangan yang dihadapi petani antara lain perubahan cuaca, hama, dan fluktuasi harga pasar.
Kata “petani” juga merupakan akronim dari “Penyangga Tatanan Negara Indonesia”. Akronim ini digagas oleh Presiden Soekarno pada tahun 1952.

Tengkulak adalah istilah dalam bahasa Indonesia yang merujuk pada orang yang berprofesi sebagai perantara atau pedagang perantara antara petani atau produsen dengan konsumen. Tengkulak membeli barang atau komoditas dari petani atau produsen, kemudian menjualnya kembali kepada konsumen dengan harga yang lebih tinggi untuk mendapatkan keuntungan.

Tengkulak seringkali berperan dalam pasar tradisional atau pasar lokal, terutama dalam perdagangan komoditas seperti beras, sayuran, buah-buahan, dan lain-lain. Mereka membantu memperlancar proses distribusi barang dari produsen ke konsumen. Namun, dalam beberapa konteks, istilah “tengkulak” juga dapat memiliki konotasi negatif, karena beberapa tengkulak diketahui melakukan praktik monopoli atau memanipulasi harga untuk keuntungan pribadi.

Selama ini ramai diperdebatkan benarkah petani bisa menjadi sahabat tengkulak ? Istilah “sahabat tengkulak” dapat memiliki konotasi yang berbeda tergantung pada konteksnya. Namun, secara umum, tengkulak adalah pihak yang membeli hasil pertanian langsung dari petani dengan harga yang relatif rendah, kemudian menjualnya kembali dengan harga yang lebih tinggi untuk mendapatkan keuntungan.

Dalam beberapa kasus, hubungan antara petani dan tengkulak dapat bersifat saling menguntungkan. Tengkulak dapat membantu petani dengan menyediakan akses ke pasar yang lebih luas, serta memberikan pinjaman atau bantuan lainnya. Namun, dalam beberapa kasus lainnya, petani mungkin merasa dirugikan karena harga yang ditawarkan terlalu rendah atau karena praktik monopoli.

Petani dan tengkulak sebetulnya memiliki keterkaitan emosi yang cukup kuat. Hubungan emosional antara petani dan tengkulak dapat kompleks dan beragam, tergantung pada konteks dan pengalaman individu. Setidaknya ada aspek positip dan aspek negatif. Diteropong dari aspek positip, beberapa hal yang mempengaruhi hubungan emosional tersebut antara lain :
Petani sering bergantung pada tengkulak untuk menjual hasil panen mereka, sehingga menciptakan hubungan ekonomi yang saling menguntungkan. Kemudisn, petani mungkin mempercayai tengkulak untuk membantu memasarkan produk mereka dan memberikan saran tentang harga dan pasar. Selanjutnya, dalam beberapa kasus, petani dan tengkulak dapat bekerja sama untuk meningkatkan kualitas produk dan meningkatkan pendapatan.

Sedangkan yang berkaitan dengan aspek negatif adalah tengkulak sering dituduh mengeksploitasi petani dengan menawarkan harga rendah untuk hasil panen mereka. Lalu, petani mungkin merasa terjebak dalam hubungan yang tidak seimbang, di mana mereka bergantung pada tengkulak untuk menjual produk mereka.

Selanjutnya, petani mungkin merasa bahwa tengkulak tidak transparan tentang harga dan margin keuntungan, sehingga menciptakan ketidakpercayaan. Dan petani mungkin merasa tertekan karena harga rendah dan biaya produksi yang tinggi, sehingga mempengaruhi hubungan emosional mereka dengan tengkulak.

Untuk membangun kemitraan integratif antara petani dan tengkulak, setidaknya dapat dilakukan empat langkah yang pantas dikembangkan. Pertama, meningkatkan kesadaran tentang hak-hak petani dan pentingnya hubungan yang adil dan transparan. Kedua, mengembangkan sistem pemasaran yang lebih baik untuk membantu petani menjual produk mereka secara langsung ke konsumen.

Ketiga, memberikan pelatihan kepada petani tentang manajemen keuangan, pemasaran, dan negosiasi untuk meningkatkan kemampuan mereka. Dan keempat meningkatkan pengawasan dan regulasi untuk mencegah eksplotasi dan memastikan hubungan yang adil dan transparan.

Atas gambaran demikian, hubungan emosional antara petani dan tengkulak dapat ditingkatkan dengan memperkuat kesadaran, pengembangan sistem pemasaran, pemberian pelatihan, dan pengawasan yang lebih baik. Kesemuanya harus terintegrasikan dengan baik, sehingga mampu melahirkan satu kesatuan cara pandang dalam berkiprah.

(PENULIS, KETUA DEWAN PAKAR DPD HKTI JAWA BARAT).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *