PEDANG BERMATA DUA
(Inspirasi Religi)
Oleh Tana Saepudin, S.Pd
Tak dipungkiri,Sungguh di zaman ini manusia benar-benar disibukkan dengan gadget. Apapun keadaanya manusia benar-benar tidak lepas dari gadget dan digunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat dan buang-buang waktu. Di jalan lihat gadget, sedang antre lihat gadget, sedang berbicara pun curi-curi pandang lihat gadget. Memang gadget ibarat pedang bermata dua, jika digunakan dengan bijak, gadget sangat bermanfaat, akan tetapi kebanyakan kita lalai dan kurang bijak menggunakan gadget.
Salah satu kelalaian kita adalah gadget memalingkan kita dari Al-Quran. Sungguh sangat tersentuh membaca perkataan Khalid bin Walid yang begitu sedih karena tidak bisa fokus belajar Al-Quran karena sibuk dengan jihad, sedangkan kita sekarang meninggalkan Al-Quran karena gadget.
Perhatikan perkataan Khalid bin Walid berikut:
شغلنا الجهاد عن تعليم القرآن
“Sungguh jihad telah menyibukkan kami dari belajar Al-Quran.” [HR. Ibnu Abi Syaibah 6/151]
Di riwayat yang lain, jihad telah menyibukkan mereka dari membaca Al-Quran.
لقد منعني كثيراً من القراءة الجهاد في سبيل الله
“Sungguh jihad di jalan Allah telah menyibukkan (mencegah) kami dari membaca Al-Quran.” [Musnad Abu Ya’la 6/361]
Sungguh benar akan datang zaman di mana manusia benar-benar meninggalkan Al-Quran.
Allah Ta’ala berfirman,
وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَٰذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا
“Berkatalah Rasul: “Wahai Rabbku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur’an ini suatu yang TIDAK DIACUHKAN/DITINGGALKAN”. (QS. Al Furqan: 30)
Syaikh Abdurrahman As-Sa’diy menjelaskan bahwa bentuk meninggalkan Al-Quran dalam segala bentuk, mulai dari membaca, mentadabbur, mempelajari tafsirnya dan mengamalkannya. Beliau berkata,
قد أعرضوا عنه وهجروه وتركوه مع أن الواجب عليهم الانقياد لحكمه والإقبال على أحكامه، والمشي خلفه
“Mereka telah berpaling dan meninggalkan Al-Quran, padahal mereka wajib untuk patuh dan menerima terhadap hukum di dalamnya serta berjalan dengan petunjuk Al-Quran.” [Tafsir As-Sa’diy]
Hendaknya seorang muslim berusaha membaca Al-Quran setiap hari. Berusahalah membacanya walaupun hanya beberapa ayat dalam sehari, karena kita terlalu banyak melakukan maksiat setiap hari. Maksiat membuat hati keras dan Al-Quran lah obatnya. Membaca Al-Quran membuat hati menjadi lembuh dan mudah menerimah hidayah serta mudah melakukan ibadah dan kebaikan yang bermanfaat bagi manusia. Al-Quran adalah obat bagi penyakit hati kita.
Allah Ta’ala berfirman,
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian” (QS. Al-Israa’: 82).
Syaikh Muhammad Al-Amin Asy-Syinqith menjelaskan bahwa maksud obat dalam ayat ini adalah obat untuk penyakit fisik dan penyakit hati. Beliau berkata,
ﻣَﺎ ﻫُﻮَ ﺷِﻔَﺎﺀٌ ﻳَﺸْﻤَﻞُ ﻛَﻮْﻧَﻪُ ﺷِﻔَﺎﺀً ﻟِﻠْﻘَﻠْﺐِ ﻣِﻦْ ﺃَﻣْﺮَﺍﺿِﻪِ ; ﻛَﺎﻟﺸَّﻚِّ ﻭَﺍﻟﻨِّﻔَﺎﻕِ ﻭَﻏَﻴْﺮِ ﺫَﻟِﻚَ ، ﻭَﻛَﻮْﻧَﻪُ ﺷِﻔَﺎﺀً ﻟِﻠْﺄَﺟْﺴَﺎﻡِ ﺇِﺫَﺍ ﺭُﻗِﻲَ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ﺑِﻪِ ، ﻛَﻤَﺎ ﺗَﺪُﻝُّ ﻟَﻪُ ﻗِﺼَّﺔُ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺭَﻗَﻰ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞَ ﺍﻟﻠَّﺪِﻳﻎَ ﺑِﺎﻟْﻔَﺎﺗِﺤَﺔِ ، ﻭَﻫِﻲَ ﺻَﺤِﻴﺤَﺔٌ ﻣَﺸْﻬُﻮﺭَﺓٌ
“Obat yang mencakup obat bagi penyakit hati/jiwa, seperti keraguan, kemunafikan, dan perkara lainnya. Bisa menjadi obat bagi jasmani jika dilakukan ruqyah kepada orang yang sakit. Sebagaimana kisah seseorang yang terkena sengatan kalajengking diruqyah dengan membacakan Al-Fatihah. Ini adalah kisah yang shahih dan masyhur.” (Tafsir Adhwaul Bayan).
Gunung yang keras saja akan hancur apabila Al-Quran turun padanya, apalagi hati yang keras. Tentu hati yang keras akan menjadi lembut dengan Al-Quran.
Allah Ta’ala berfirman,
لَوْ أَنزَلْنَا هَٰذَا الْقُرْآنَ عَلَىٰ جَبَلٍ لَّرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُّتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ اللَّه
“Kalau sekiranya Kami menurunkan al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah.” (QS. Al Hasyr: 21)
Dari beberapa uraian hadist dan ayat-ayat Al-Qur’an di atas sangat penting dan wajib untuk kita jadikan Pedoman dalam perjalan hidup yang kini sedang berlangsung seiring perkembangan yang sangat pesat modernisasi teknologi yang tak luput dari pengaruh-pengaruh negatif gadget.
Khusus kita berada digolongan Pendidik marilah kita bijak, selektif dalam menggunakan gadget, Janganlah kita menanamkan pada anak didik kita untuk terlena, dicuri konsentrasinya, oleh konten-konten yang tidak bermanfaat yang dapat membunuh karakter generasi kita. Janganlah modernisasi teknologi dianggap itu tuntutan, tapi jadikanlah tuntunan.Di rumah bagi orang tua Pantau dan Bimbinglah anak-anak kita dalam menggunakan media gadget (HP). Delet lah konten negatif, seperti berbau pornolisasi, kekerasan, pelecehan, dan unsur sara, serta konten-konten lainnya yang sekiranya tidak layak untuk di tonton oleh anak-anak.
Di Sekolah maksimalkan lah pelajaran Agama dan budi pekerti sesuai porsi alokasi waktu yang disediakan. Namun kita di Wilayah Kab. Bandung bersyukur Bupati Kita telah menerapkan Program Guru mengaji yang tupoksinya telah di atur secara akademis bahwa guru mengaji khusus mengajarkan Baca Tulis Al-Qur’an.(BTQ). Dengan program Guru ngaji tersebut semoga akan tetap melahirkan dan bermunculan anak-anak didik yang tidak melupakan Al-Qur’an. Karena yakin jika generasi kita telah terbentuk generasi yang cinta Al-Quran, niscaya kemaksiatan, membuat hati keras dan Al-Quran lah obatnya. Membaca Al-Quran membuat hati menjadi lembut dan mudah menerimah hidayah serta mudah melakukan ibadah dan kebaikan yang bermanfaat bagi manusia. Al-Quran adalah obat bagi penyakit hati kita. Akhirnya khususnya Kab. Bandung dan umunya negara kita tercinta insya Allah terhindar dari malapetaka yang ditimpakan Allah kepda kita.
Semoga Kabupaten Bandung Baldatun,Toyyibatun, Warrabbun Ghafuur
Referensi:
1.Hadist Nabi
2. Tafsir Al-Qur’an