Mis Konsepsi Kurikulum Merdeka Oleh Tana Saepudin

Oleh Tana Saepudin
(SDN DANGDANG 01)

Berdasarkan Kamus besar bahasa Indonesia elektronik dalam halaman https://www.kbbi.web.id Miskonsepsi memiliki arti kesalahpahaman.

Kesalahpahaman tentang Kumed yang berkembang di kalangan para pendidik/guru hal ini menjadi topik yang menarik untuk dikupas.Bahkan telah dijadikan suatu istilah dibeberapa pendapat pegiat pendidikan Kurikulum merdeka identik dengan kurikulum berubah. Pasalnya implementasi kurikulum merdeka di satuan pendidikan sudah sangat masif diimplementasikan.

Nah merujuk dari beberapa literatur yang pernah penulis baca dan referensi lainnya, sekarang mari kita bahas apa saja miskonsepsi implementasi kurikulum merdeka yang terjadi di satuan pendidikan.

Melalui tayangan YouTube pada tanggal 21 Juli 2022. Bapak Anindito Aditomo, Kepala Badan Standar Kurikulum dan Assessment Pendidikan Kemendikbudristekdikti RI yang pernah saya simak, beliau menyampaikan lima hal tentang miskonsepsi pada implementasi kurikulum merdeka.

Berikut 5 hal miskonsepsi implementasi kurikulum merdeka :

1. Ganti Kurikulum Ganti Tujuan

Persepsi yang berkembang bahwa ganti kurikulum artinya ganti tujuan. Padahal pergantian kurikulum hanyalah salah satu cara untuk mencapai tujuan.

Beliau menegaskan bahwa pergantian kurikulum ini adalah untuk mencapai tujuan memperbaiki kualitas pendidikan. Tidak hanya pergantian kurikulum saja untuk memperbaiki kualitas pendidikan, Pemerintah melalui Kemendikbud ristek telah mengadakan Program-program lain seperti program guru penggerak, program sekolah penggerak, program sekolah pusat keunggulan dan masih banyak program lainnya. Tujuannya adalah untuk memperbaiki kualitas pendidikan baik di daerah pedesaan terpencil maupun di perkotaan.

2. Kurikulum Merdeka Absolut

Kurikulum merdeka tidak bersifat absolut (Mutlak) . Dengan kata lain dalam implementasinya bernilai benar atau salah.

Sejatinya kurikulum merdeka ini bersifat kontekstual. Dalam implementasinya disesuaikan dengan karakteristik di satuan pendidikan dimanapun berada.

3. Harus Menunggu Pelatihan Dari Pusat

Banyak satuan pendidikan yang menunggu pelatihan dari pusat. Terkait dengan implementasi kurikulum merdeka di satuan pendidikan.

Padahal informasi mengenai implementasi kurikulum merdeka dapat diakses secara langsung oleh sekolah baik melalui laman web ataupun melalui aplikasi yang dapat diakses dari smartphone.

Informasi mengenai kurikulum merdeka yang diakses dengan menggunakan laptop bisa berkunjung pada laman https://kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id/

Sedangkan untuk penggunaan smartphone informasi mengenai kurikulum merdeka dapat diakses pada aplikasi platform merdeka mengajar yang telah tersedia di aplikasi Playstore.

4. Implementasi Kurikulum Merdeka Instan

Implementasi kurikulum merdeka tidaklah instan. Penerapannya membutuhkan proses.

Pendekatan student center dengan memberikan banyak waktu untuk memperdalam pembelajaran jadi ciri khasnya.

Melalui pembelajaran berbasis project, siswa akan mendapatkan pembelajaran bermakna. Keilmuan, manfaat, implementasi, keterampilan memecahkan permasalahan dan inovasi, akan siswa dapatkan.

5.Kurikulum Merdeka Hanya Untuk Sekolah Lengkap

Katanya sih hanya untuk sekolah yang lengkap fasilitasnya.

Nah ini dia yang harus dipertegas. Kurikulum Merdeka besifat fleksibel. Implementasinya menyesuaikan dengan kondisi dan ke-khas-an di satuan pendidikan.

Jangang pernah merasa kecil dengan tidak lengkapnya sarana. Jangan pernah mengeluh ketika terbatas dengan kondisi yang ada. Karena pembelajaran terjadi saat mindset siswa, guru, dan seluruh komponen sekolah mampu berinovasi dan tak berhenti mengembangkan menuju yang lebih baik.

Untuk lebih jelasnya pembaca dapat menontonnya di laman. Implementasi Kurikulum Merdeka

https://youtu.be/Fenj9lr36fs