HIBAR PGRI– Salah satu sekolah yang berada di Margahayu perlu perhatian pemerintah daerah dan Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung karena bangunan ruang kelas sudah mengkhawatirkan dengan atap bocor dan genting yang ambrol.

Mengapa mendesak? Karena setelah 8 tahun mengajukan sejak 2016 belum juga mendapatkan bantuan rehab ruang.

Kondisi yang mengkhawatirkan bagi sekolah dan siswa karena atapnya yang bocor dan rangka yang separuh hancur. “Dengan kondisi seperti ini sepertinya tidak mungkin untuk di cover oleh dana BOS dari sekolah oleh karenanya kami membutuh bantuan dari Pemda, tim Disdik Sapras pun sudah berkunjung tapi belum ada anggaran bila saat ini. Solusi sementara kami anggarkan dari BOS sekolah dan tahun Anggaran 2023 akan menjadi prioritas diungkapkan oleh Bidang sapras Disdik Kab Bandung”. ungkap Kepala sekolah Ujang Sopian saat ditemui redaksi sabtu (11/3/2023) dan baru menjabat di sekolah tersebut.

Dana anggaran 20 % pendidikan dan peningkatan kualitas fasiltas pelayanan publik harus menjadi perhatian, prioritas pembangunan sarana prasana dengan melihat tingkat urgensi oleh bagian Sapras. Jangan sampai yang mendapatkan bantuan rehab bangunan hanya terkonsentrasi di satu sekolah itu-itu saja karena bingung mana yang jadi prioritas. 

Pemda melalui Disdik Bidang Sarana prasarana harus turun ke lapangan melihat langsung 1.418 SD di Kabupaten Bandung mana yang dikira mendesak untuk di rehab, tidak hanya data data formulir saja. Karena terbukti “Selama 2 periode (8 tahun) jabatan Kepala Sekolah sampai 2022 belum ada tindak lanjut. Semoga tahun ini dapat terrealisasi” ucap Ujang Sopian.

Data base sistem informasi bangunan sekolah pun harus terintegrasi dalam media digital. Seperti yang di gaungkan oleh Bupati Bandung Dadang Supriatna Pemkab Bandung mendapat penghargaan dalam digitalisasi sistem pemerintahan. Sehingga perihal sapras pun dapat ditanggapi secara Quick Respon.***(imn)