6 October 2024 19:36
Sentuhan Qalbu

Hukum Memperlihatkan Ibadah di Medsos, Seperti tarawihan, pengajian, sedekah dll …

Hukum Memperlihatkan Ibadah di Medsos, Seperti tarawihan, pengajian, sedekah dll …

 
Oleh Dede Ridwan
 
Sebenarnya hukum tersebut kembali kepada kondisi masing-masing orangnya, jika memperlihatkan ibadah itu supaya dipuji orang, dikagumi dan dibanggakan orang-orang, maka jelas ini termasuk riya, dan sebagaimana kita tahu bahwa riya dalam ibadah hukumnya haram. Bahkan Imam Muslim membuat Bab khusus dalam kitab sahihnya (Muslim: 2985 dari Abu Hurairah ra. باب تحريم الرياء). 
 
Tetapi jika tujuannya untuk mengajak orang lain supaya tergugah untuk ibadah maka tentunya boleh. Asalkan ia benar-benar sudah bisa membersihkan hatinya dari riya. 
oleh karena itu Imam Ibnu Hajar membahas secara khusus dalam kitab fathul barinya terkait dengan menampakkan/memperlihatkan ibadah. Kedalam dua kondisi:
 
 *Pertama* : jika dihawatirkan hati mudah terkena riya ketika menampakkan ibadah, maka lebih utama merahasiakannya (وَفِي الْحَدِيثِ اسْتِحْبَابُ إِخْفَاءِ الْعَمَلِ الصَّالِحِ)
 
Dalam hal ini terdapat hadir riwayat imam Ahmad sebagai berikut: 
 
قَامَ رَجُلٌ يُصَلِّي فَجَهَرَ بِالْقِرَاءَةِ فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تُسْمِعْنِي وَأَسْمِعْ رَبك
 
Seorang laki-laki pernah melaksanakan shalat lalu mengeraskan bacaannya, maka Nabi SAW bersabda kepadanya: janganlah engkau memperdengarkan kepadaku, tetapi perdengarkanlah kepada Tuhanmu. “) HR. Imam Ahmad dengan sanad hasan dari Abu Hurairah ra. (Fath Bary, 11/337)
 
 *Kedua* : bagi yang sudah mampu menundukkan syaithan nya, maka tidak masalah bagi dia untuk menampakkan atau menyembunyikan amal shalehnya. Dalam hal ini Ibnu Hajar memberikan penjelasan: 
قَالَ فَمَنْ كَانَ إِمَامًا يُسْتَنُّ بِعَمَلِهِ عَالِمًا بِمَا لِلَّهِ عَلَيْهِ قَاهِرًا لِشَيْطَانِهِ اسْتَوَى مَا ظَهَرَ مِنْ عَمَلِهِ 
وَمَا خَفِيَ لِصِحَّةِ قَصْدِهِ وَمَنْ كَانَ بِخِلَافِ ذَلِكَ فَالْإِخْفَاءُ فِي حَقِّهِ أَفْضَلُ وَعَلَى ذَلِكَ جَرَى عَمَلُ السَّلَفِ
Barangsiapa sebagai Imam yang amalnya diteladani, mengetahui apa yang untuk Allah dan mampu menundukkan syetannya, maka amalnya yang tampak maupun tersembunyi adalah sama karena ketulusan niatnya. Sedangkan yang tidak bisa seperti itu, maka menyembunyikan amalnya adalah lebih utama.” (Fath Bary, 11/336)
 
Terdapat atsar dari Umar, Ibnu Mas’ud dan sejumlah salaf pemah bertahajjud di masjid mereka dan menampakkan kebaikan amal mereka agar diteladani (يَتَهَجَّدُونَ فِي مَسَاجِدِهِمْ وَيَتَظَاهَرُونَ بِمَحَاسِنِ أَعْمَالِهِمْ لِيُقْتَدَى بِهِمْ) (At-Thabari)
 
Jadi sekiranya meng-upload kegiatan ibadah kita di medsos akan mengotori hati kita dengan noda-noda riya dan kebanggaan, maka lebih baik dihindari supaya hati kita benar-benar ikhlash (bersih/murni) dalam beribadah kepada Allah swt. 
 
Yang terpenting adalah jangan sampai kita tidak melakukan ibadah karena takut riya, karena siapa yang tidak beramal karena manusia, itulah riya. Dan siapa yang beramal ibadah karena manusia, itulah syirik asghar (riya)
 
 
Fudhail bin Iyadh pernah berkata:
 
 ترك العمل لأجل الناس رياء، والعمل لأجل الناس شرك، والإخلاص أن يعافيك الله منهما.
 
Tidak beramal karena manusia adalah Riya`, beramal karena manusia juga Riya/Syirik, sedangkan ikhlas adalah Allah menyelamatkan kamu dari keduanya. (Al-Majalisul Wazhifah: 1/125)
 
Dzunun Al-Misry pernah berkata: 
 
من علامات الإخلاص استواء المدح والذم.
Diantara ciri ikhlas dalam beramal adalah samanya pujian dan cacian. 
(Al-Majalisul Wazhifah: 1/125)

“LIANG COCOPET”

“LIANG COCOPET” OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA “Liang Cocopet” adalah ungkapan umum dalam kehidupan masyarakat. Tatar Sunda, yang intinya menggambarkan tempat

Read More »

Tanda Terimanya Sebuah Amal

MUHASABAH AKHIR PEKANMinggu, 6 Oktober 2024 TANDA DITERIMANYA SUATU AMAL BismillahirrahmanirrahiimAssalamu’alaikum wr wbrkt… Saudaraku,Perlulah kita ketahui bahwa tanda diterimanya suatu amalan adalah apabila

Read More »

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *