HUKUM BERBURUK SANGKA DAN MENCARI-CARI KESALAHAN
HUKUM BERBURUK SANGKA DAN MENCARI-CARI KESALAHAN
KULIAH SHUBUH
Minggu, 23 Juli 2023
Bismillahirahmanirahim
Assallamu’alaikum wr wbr
HUKUM BERBURUK SANGKA DAN MENCARI-CARI KESALAHAN
Saudaraku,
Allah Ta’ala berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-car kesalahan orang lain” [Al-Hujurat : 12]
Dalam ayat ini terkandung perintah untuk menjauhi kebanyakan berprasangka, karena sebagian tindakan berprasangka ada yang merupakan perbuatan dosa.
Dalam ayat ini juga terdapat larangan berbuat tajassus. Tajassus ialah mencari-cari kesalahan-kesalahan atau kejelekan-kejelekan orang lain, yang biasanya merupakan efek dari prasangka yang buruk.
Rasulullah Saw bersabda :
“Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara” [1]
Amirul Mukminin Umar bin Khathab berkata, “Janganlah engkau berprasangka terhadap perkataan yang keluar dari saudaramu yang mukmin kecuali dengan persangkaan yang baik. Dan hendaknya engkau selalu membawa perkataannya itu kepada prasangka-prasangka yang baik”
Ibnu Katsir menyebutkan perkataan Umar di atas ketika menafsirkan sebuah ayat dalam surat Al-Hujurat.
Bakar bin Abdullah Al-Muzani yang biografinya bisa kita dapatkan dalam kitab Tahdzib At-Tahdzib berkata : “Hati-hatilah kalian terhadap perkataan yang sekalipun benar kalian tidak diberi pahala, namun apabila kalian salah kalian berdosa. Perkataan tersebut adalah berprasangka buruk terhadap saudaramu”.
Disebutkan dalam kitab Al-Hilyah karya Abu Nu’aim (II/285) bahwa Abu Qilabah Abdullah bin Yazid Al-Jurmi berkata : “Apabila ada berita tentang tindakan saudaramu yang tidak kamu sukai, maka berusaha keraslah mancarikan alasan untuknya. Apabila kamu tidak mendapatkan alasan untuknya, maka katakanlah kepada dirimu sendiri,
“Saya kira saudaraku itu mempunyai alasan yang tepat sehingga melakukan perbuatan tersebut”.
Sufyan bin Husain berkata, :
“Aku pernah menyebutkan kejelekan seseorang di hadapan Iyas bin Mu’awiyyah. Beliaupun memandangi wajahku seraya berkata, “Apakah kamu pernah ikut memerangi bangsa Romawi?” Aku menjawab, “Tidak”. Beliau bertanya lagi, “Kalau memerangi bangsa Sind [2], Hind (India) atau Turki?” Aku juga menjawab, “Tidak”. Beliau berkata, “Apakah layak, bangsa Romawi, Sind, Hind dan Turki selamat dari kejelekanmu sementara saudaramu yang muslim tidak selamat dari kejelekanmu?” Setelah kejadian itu, aku tidak pernah mengulangi lagi berbuat seperti itu” [3]
Komentar saya : “Alangkah baiknya jawaban dari Iyas bin Mu’awiyah yang terkenal cerdas itu. Dan jawaban di atas salah satu contoh dari kecerdasan beliau”.
Abu Hatim bin Hibban Al-Busti bekata dalam kitab Raudhah Al-‘Uqala (hal.131), ”Orang yang berakal wajib mencari keselamatan untuk dirinya dengan meninggalkan perbuatan tajassus dan senantiasa sibuk memikirkan kejelekan dirinya sendiri.
Sesungguhnya orang yang sibuk memikirkan kejelekan dirinya sendiri dan melupakan kejelekan orang lain, maka hatinya akan tenteram dan tidak akan merasa capai.
Setiap kali dia melihat kejelekan yang ada pada dirinya, maka dia akan merasa hina tatkala melihat kejelekan yang serupa ada pada saudaranya.
Sementara orang yang senantiasa sibuk memperhatikan kejelekan orang lain dan melupakan kejelekannya sendiri, maka hatinya akan buta, badannya akan merasa letih dan akan sulit baginya meninggalkan kejelekan dirinya”.
Beliau juga berkata pad hal.133, “Tajassus adalah cabang dari kemunafikan, sebagaimana sebaliknya prasangka yang baik merupakan cabang dari keimanan. Orang yang berakal akan berprasangka baik kepada saudaranya, dan tidak mau membuatnya sedih dan berduka. Sedangkan orang yang bodoh akan selalu berprasangka buruk kepada saudaranya dan tidak segan-segan berbuat jahat dan membuatnya menderita”.
Semoga kita sekalian di jauhksn dari sifat berburuk sangka…
Aamiin ya robb..
wass
Sumber Pustaka :
[dari buku Rifqon Ahlassunnah bi Ahlissunnah Penulis Abdul Muhsin bin Hamd Al Abbad Al Badr, Edisi Indonesia Rifqon Ahlassunnah bi Ahlissunnah Menyikapi Fenomena Tahdzir dan Hajr, Penerbit : Titian Hidayah Ilahi Bandung, Cetakan Pertama Januari 2004]
Ketua PGRI Jawa Barat Apresiasi Pelaksanaan Konkerkab IV PGRI Kabupaten Bandung, Persiapan Menuju Konprov PGRI Jabar
Peserta Konkerkab PGRI Kab Bandung (Foto: Iman) HIBAR -Pelaksanaan Konferensi Kerja (Konker) PGTI Kabupaten Bandung ke IV dilaksanakan pada Sabtu
Orang Mukmin Tidak Pernah Stress!
ORANG MUKMIN TIDAK PERNAH STRES! Sebagai hamba Allah, dalam kehidupan di dunia manusia tidak akan luput dari berbagai cobaan, baik
MENYOAL TARGET 32 JUTA TON PRODUKSI BERAS 2025
MENYOAL TARGET 32 JUTA TON PRODUKSI BERAS 2025 OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menargetkan produksi beras
Penyetaraan Modal Daerah Rp 200 Miliar Lebih ke PDAM Tirta Raharja, Bupati Dadang Supriatna: Untuk Peningkatan Layanan Kebutuhan Air Bersih
HIBAR – Bupati Bandung HM. Dadang Supriatna mengungkapkan bahwa Perumda Air Minum (PDAM) Tirta Raharja akan menerima penyetaraan modal daerah
Kabupaten Bandung Raih Penghargaan Produktivitas Padi Tertinggi di Jawa Barat Tahun 2024
HIBAR – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung melalui Dinas Pertanian menerima penghargaan bergengsi sebagai “Kabupaten/Kota Terbesar Produktivitas Padi di Jawa Barat
Penguatan Literasi Numerasi Jenjang SD se-Kab. Bandung. Kadisdik Dr. Marlan: Memotivasi, Proses Belajar Siswa Banyak Berikan Reward
Dr. H Marlan Nirsyamsu Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung (Foto: Iman) HIBAR -Bimbingan Teknis Literasi Numerasi Bidang SD dibuka oleh