HEUEUH HEUEUH BUEUK OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA
HEUEUH HEUEUH BUEUK
OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA
(PENULIS, KETUA HARIAN DPD HKTI JAWA BARAT).
Kata “heueuh” dalam bahasa Sunda dapat dimaknai sebagai pernyataan setuju atau mengiyakan sesuatu keputusan. Sedangkan kata “bueuk” adalah nama sejenis burung malam yang dalam kehidupan sehari-hari dikenali sebagai burung hantu. Kalau ke dua kata diatas digabungkan, maka kita akan disodorkan pada sebuah peribahasa Sunda yang sarat dengan sindiran.
Heueuh heueuh bueuk dapat diartikan “setuju di mulut tapi tidak sesuai isi hatinya”. Sindiran semacam ini, sebetulnya bukan hal yang aneh dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Tidak jarang kita saksikan fenomena kehidupan yang terkena peribahasa Sunda di atas. Di depan ngangguk-ngangguk, tapi di belakang ngedumel.
Dalam kehidupan birokrasi Pemerintahan, perilaku “heueuh heueuh bueuk” ini, sudah bukan hal yang aneh. Sebagai pegawai negara, dirinya harus siap untuk ditempatkan dimana saja. Jika Surat Keputusan sudah ditanda-tangani, tidak boleh ada sikap penolakan. Semuanya harus dijalani sebagai sebuah kehormatan dan penih rasa tanggungjawab.
Itulah kehebatan para pegawai negara atau dalam suasana kekinian disebut sebagai Aparat Sipil Negara (ASN). Sebagai aparat, mereka tidak boleh menolak tugas dan tanggungjawab. Sebagai contoh jika ibu kota negara bakal pindah ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah, maka sekiranya ada diantara ASN yang dipindah-tugaskan ke IKN, dirinya tidak boleh menolaknya.
Namun begitu, ada juga ASN yang dihadapan pimpinannya ngangguk-ngangguk ketika dirinya diminta untuk pindah tugas ke IKN. Lucunya, setelah pimpinannya pergi, maka dirinya pun ngerumpi dengan teman-teman dekatnya, terkait dengan kata hati yang sesungguhnya. Umumnya mereka belum siap jika harus secepatnya pindah tugas. Mereka masih kerasan tinggal di Pulau Jawa.
Teladan lain yang erat hubungannya dengan “heueuh heieuh bueuk” adalah di kalangan Pemerintahan Daerah. Para Kepala Daerah, baik Gubernur, Bupati dan Walikota, kerap kali dianggap sebagai raja-raja kecil oleh para ASN. Apa yang disampaikan Kepala Daerah seolah-olah menjadi titah yang tidak boleh ditolak. Menolak perintah dapat diartikan tidak loyal.
Walau tidak berlaku umum, namun sering terekam adanya perilaku “heueuh heueuh bueuk” yang ditampilkan oleh para pejabat tinggi pratama. Seseorang yang semula mendapat posisi yang cukup “basah” tiba-tiba dirinya harus dipindahkan ke jabatan yang “kering”. Menariknya, ketika dirinya dilantik oleh Kepala Daerah, raut mukanya seperti yang senang-senang saja.
Akan tetapi setelah pelantikan selesai, maka dirinya mulai merenungi apa yang akan dilakukan dengan jabatan barunya itu. Dirinya lantas berpikir apakah di posisi barunya akan mendapatkan penghasilan yang cukup besar, sebagaimana di posisi lamanya dulu ? Bahkan tidak menutup kemungkinan jika di dalam hatinya mulai meraba-raba mengapa dirinya dimutasi ke posisi yang “kering”.
Memang dapat dimaklumi, seorang Kepala Dinas PUPR akan lebih disukai oleh para ASN ketimbang menjabat sebagai Kepala Dinas Pemakaman. Atau seorang Kepala Dinas Kesehatan, tentu akan lebih bergengsi dari pada Kepala Dinas Pemadam Kebakaran. Akibatnya wajar jika banyak ASN yang berlomba untuk memperoleh posisi semacam itu.
Hebatnya, sekalipun dirinya tahu persis suasana yang bakal terjadi kemudian, namun bagi ASN hal seperti itu dianggap sebagai fenomena yang biasa-biasa saja. Mutasi jabatan dinilai lumrah dilakukan, walau mereka paham, yang namanya mutasi tersebut dapat berarti promosi atau hukuman. Jadi, sah-sah saja jika banyak dari mereka yang seolah-olah senang dengan mutasi, walau nuraninya belum tentu menerima dengan tulus.
Birokrasi Pemerintahan di negeri ini, betul-betul mampu menjadi simbol dari hebatnya sebuah kekuasaan. Penguasa adalah segala-galanya. Istilah “sabda pandito ratu” tercermin dari perilaku politik yang terjadi dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Tidak dibolehkan seorang Menteri mendebat Presiden. Begitu pun dengan Kepala Dinas yang “melawan” Gubernur atau Bupati/Walikota.
Hubungan atasan dan bawahan, seolah-olah menggambarkan antara mereka yang mendapat kuasa boleh melakukan apa saja. Penguasa tidak boleh dilawan. Penguasa tidak bisa ditentang. Akibatnya wajar jika banyak pihak yang menyebut penguasa adalah penentu kehidupan seseorang. Resikonya, kalau sudah jadi penguasa cenderung enggan untuk melepas kekuasaannya. Ingat iklan LIGNA kalau sudah duduk suka lupa untuk berdiri.
Menghadapi kondisi yang demikian, tidak keliru jika dalam kehidupan sehari-hari, akhirnya terpola perilaku yang “heueuh heueuh bueuk”. Sekalipun keputusan yang diterima seseorang, tidak sesuai dengan kata hati terdalamnya, namun demi nemelihara kehidupannya, terpaksa dirinya harus mengangguk-anggukan kepala sambil tersenyum.
Heueuh heueuh bueuk, benar-benar gaya hidup karikatif yang dipertontonkan sebagian bawahan bila berhadapan dengan atasannya. Sekalipun ada yang menyatakan hidup ini ibarat sebuah panggung sandiwara, namun sebagai bangsa yang merdeka, sebaiknya kita tidak perlu menjebakan diri kepada hal-hal yang seperti itu. Kita tetap ajeg dan memelihara karakter selaku bangsa yang berpribadi.
Semoga peribahasa Sunda yang bersifat sindiran ini akan semakin mendewasakan bangsa dalam melakoni kehidupannya. Heueuh heueuh bueuk, sudah waktu nya ditinggalkan dan tidak mengemuka menjadi nilai budaya bangsa.
(PENULIS, KETUA HARIAN DPD HKTI JAWA BARAT).
Tembus Batas Menginspirasi Dunia: Perjalanan Guru Muda dari Cimenyan Kab. Bandung dalam Kegiatan International Young Leaders Summit
HIBAR – Triska Rindiana, guru muda yang mengabdi di SDN Pasirlayung 02 Kec. Cimenyan, Kab. Bandung mencuri perhatian setelah berpartisipasi
PERTANIAN ISTIMEWA
PERTANIAN ISTIMEWA OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA Dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2026 sebagaimana
Guru Honor Khawatir Statusnya, Sambangi PGRI Kab Bandung. H. Ishak: Kami Akan Mengawal dan Perjuangkan Nasib Honorer
H. Ishak (tengah kaos putih) beserta pengurus PGRI kab bandung bertemu pereakilan guru honorer (foto: iman) HIBAR -Status guru honor
Rumah Pendidikan Menggantikan Aplikasi PMM, Solusi Layanan Informasi Terintegrasi
HIBAR– Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) telah melakukan perilisan tahap awal (versi beta)
Waktu Terbaik Untuk Bermunajat Kepada Allah
MUNAJAT SHUBUH Kamis 23 Januari 2025 Bismillahirahmanirahim Assalamaualaikum wrm wbrkt WAKTU TERBAIK UNTUK BERMUNAJAT KEPADA ALLAH Saudaraku, Syaikhul Islam Ibnu