6 October 2024 10:22
Sastra dan Budaya

REINKARNASI

PUISI HARI IBU
Karya Eka Rosmawati
 
REINKARNASI
Karya Eka Ros
Ibu, memaknai kehadiranmu
Tidak cukup hanya dengan kenangan
Atau menabur bunga-bunga
Engkau harus dihidupkan kembali
Dengan mulai menyusun aksara, mengeja
Merangkai kata jadi kalimat bermakna
Setiap jiwa yang berapi ingin membakar kebodohan
Dengan kiprah menuntun, mengajarkan
Berbuat iklas tanpa membayangkan keuntungan
Berharap tergantikan dengan kemulyaan
Itulah dirimu Ibu
Sedang mulya bagimu ada pada suatu kaum
Yang bergerak, berkehendak,
Meletakkan posisi dunia
Pada lahan seluas-luasnya
Untuk menjadikan perempuan-perempuan
Siuman dari tunaaksara
Melek literasi untuk tidak dibodohi
Untuk menjadi mitra laki-laki
Dan bersama-sama menjadikan merdeka
 lebih bermakna
BUNDA
Karya Eka Ros
Jika engkau hanya puteri bergaun dan duduk di singgasana
Jika engkau memaknai hidup hanyalah sebagai tahta
Dan engkau menerima takdir begitu rupa
Bangga mengusung ningrat, jumawa berpangkat priyayi
Mungkin kami masih melata dalam ketidakberdayaan
Kami masih menerima hidup sebagai warna hitam putih
Dalam usia dua belas tahun kami menjadi ibu
Yang tidak mengerti mengapa kami menjadi istri
Tabu kami harus bermanja
Sementara kami juga belum pandai mengasuh
Apa hakikat wanita itu Bunda?
Jika kami hanyalah punya nama sebagai perempuan
Dan kerja kami cuma melahirkan
Diam di bilik-bilik menyusui
Menunggu hari-hari yang tak pernah berubah
Sampai kemudian engkau Bunda
Engkau tak lagi suka berleha-leha
Engkau robek gaun kebesaran yang membelenggu
Engkau kumpulkan serpihan dari yang terserak
Itulah perempuan-perempuan yang kau ajarkan
bagaimana mencintai diri agar utuh bisa mencinta
Perempuan bukan sekadar pelengkap lebih dari itu berdaya
Perempuan punya pikir, punya tangan, punya kehendak
Kelak oleh perempuan kemajuan bangsa dilesatkan!
ADA SATU NAMA
Karya Eka Ros
Ada satu nama
Bergaung di desa-desa
Merambah ke kota jadi nusantara
Dialah ibu Orang Sunda
Ibu yang mengajarkan perempuan ragam keterampilan
Ibu yang menghidupkan hati, membangkitkan selera
Menyembuhkan jiwa-jiwa yang lara
Ibu kita Ibu Dewi Sartika
Wanita gesit pemberani
Wanita yang bercita-cita
Dan tidak berpangku tangan saja
Perempuan dididik jadi cerdik
Jika kaya oleh serba bisa
Perempuan menjadi bahagia
Lalu menjadi ibu yang cerdas
Membimbing anak jadi berkualitas
Itulah anak-anak yang kelak
berpikir menuntaskan penjajahan
Membuka cakrawala baru tentang hidup merdeka
Memiliki tanah yang ditanam sendiri
Menghasilkan limpahan kekayaan untuk dinikmati
Tidak menjadi tumbal dan budak dari bangsa laku lajak
 Dewi Sartika
Tidurmu di hamparan kalbu para Ibu
Berselimutkan doa selembut beludru
Dalam keridoan segenap rakyat yang mencintaimu
PEREMPUAN
Karya Eka Ros
Perempuan, kodratmu di negeri timur
Dijaga dan dipagari budaya
Hingga kadang engkau menjadi milik massa
Dan hanya setengah memiliki kujur
Perempuan, kasihmu adalah fitrah
Namun hati adakala tak sejalan langkah
Semua mata menjadi hakim
Menjadi juri di luar kompetisi
Perempuan, engkau salah tingkah
Bila tuduhan menganggap salah
Sedang engkau benar, pandangan tetap liar
Mengatasnamakan hukum tapi gagal paham
terhadap hak asasi pribadi
Perempuan, tetaplah tegar rasa
Gagah jiwa mengatasi segala
Dengan tuntutan tertampak lembut
Manut terhadap peraturan tak bertuan
Karena perempuan tetap perempuan
Di segala perubahan zaman
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Muhasabah Diri

Semangat SubuhSabtu, 5 oktober 2024 BismillahirahmanirahimAssalamu’alaikum wrm wbrkt MUHASABAH DIRI Saudaraku,Kadangkala dalam seharian kehidupan kita tak sadar ada tutur kata

Read More »

SOLUSI DIVERSIFIKASI PANGAN

SOLUSI DIVERSIFIKASI PANGAN OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA Benar yang dikatakan Proklamator Bangsa Bung Karno ketika meletakan batu pertama pembangunan.Gedung Fakultas

Read More »

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *