“BASA MAH TEU KUDU MEULI”
"BASA MAH TEU KUDU MEULI"
OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA
Judul tulisan “Basa Mah Teu Kudu Meuli” merupakan peribahasa Sunda yang memiliki makna wejangan. Arti bebasnya, “tidak ada salahnya jika kita menyenangkan hati orang lain dengan ucapan. Menyatakan sesuatu dengan kata-kata tidak perlu membayar dan dapat menyenangkan orang”. Peribahasa Sunda lain yang terkait dengan ucapan adalah hade ku omong, goreng ku omong. Arti dari peribahasa bahasa Sunda “hade ku omong goreng ku omong” adalah segala sesuatu bisa disebut baik atau jelek sangat tergantung dari ucapan atau omongan”.
Menghadapi masa kampanye dalam rangka Pemilihan Umum Serentak 2024 yang bakal digelar nanti, yang akan kita dengar adalah ucapan para Calon Presiden/Wakil Presiden. Lalu, janji para Calon Anggota DPD, DPR/MPR dan DPRD. Juga para Calon Kepala Daerah (Gubernur/Bupati/Walikota). Mereka tentu akan bicara habis-habisan untuk menyampaikan ide/gagasan terbaiknya guna merebut simpati rakyat. Bahkan dalam beberapa kasus, mereka bukan hanya bicara, tapi juga ada yang saweran uang kepada konsituennya.
Masa kampanye adalah saat yang dinantikan oleh masyarakat, khususnya mereka yang sering kebagian rejeki nomplok dari para calon pemimpin bangsa. Walaupun yang namanya “politik uang” dilarang, namun dengan berbagai pendekatan dan modus operandi tertentu, yang namanya berbagi kesenangan diantara sesama anak bangsa, masih sering terjadi. Para penikmat pembangunan tentu ingin memberikan sebagian hasil usahanya mengumpulkan materi kepada mereka yang selama ini tercatat sebagai korban pembangunan.
Semua yang dilakukan diatas, jelas merupakan upaya untuk mendapat dukungan rakyat. Dalam kamus politik, suara seseorang pemilih benar-benar sangat berharga untuk menghantarkan dirinya menduduki singgasana kekuasaan. Kalau politik uang dilarang, maka yang bisa dilakukan dengan bebas oleh para Calon pemimpin adalah dengan menyampaikan gagasan lewat kata atau kalimat yang diucapkan atau ditulis dalam poster, spanduk atau baligo raksasa. Apa yang disampaikan, diharapkan mampu merebut simpati rakyat.
Betul ! Kalimat tidak perlu dibeli. Setiap orang bisa membuat kata atau kalimat untuk dikatakan kepada siapa pun juga. Yang susah adalah menyusun dan menyiapkannya agar yang disampaikan nya berkenan terhadap yang mendengar nya. Begitu pun pada saat musim kampanye. Setiap calon pemimpin bangsa yang ikut berlaga, tentu mereka butuh dukungan rakyat. Mereka ingin agar kampanyenya menarik dan mengajak masyarakat untuk memilihnya. Itu sebabnya, banyak calon pemimpin yang mengemas bahasa kampanyenya semenarik mungkin.
Pakar komunikasi Berlo menyatakan dalam proses menyampaikan gagasan, setidaknya ada 4 hal yang perlu disiapkan dengan serius. Mulai dari Sumber Komunikasi, Pesan Komunikasi, Chanel Komunikasi dan Receiver Komunikasi. Ke 4 hal ini merupakan kesatuan yang saling berkaitan, sehingga pengemasannya pun perlu sistemik, tidak boleh parsial. Untuk itu, butuh pendalaman yang utuh dan berbasis kepada fakta yang ada di lapangan, sebelum dijadikan bahan komunikasi yang bakal disampaikan.
Sumber Komunikasi menyangkut dengan orang yang memiliki kepentingan untuk menyampaikan apa yang akan dibewarakannya. Sebut saja seorang calon anggota DPR yang ingin berkantor di Senayan, Jakarta. Dirinya, pasti akan berjuang habis-habisan untuk memperoleh suara terbesar dari daerah pemilihannya. Umumnya berbagai cara dan langkah bakal digarap dengan sungguh-sungguh. Seabreg jurus akan digunakan demi menvehar cira-cita yang ingin diraihnya.
Merebut simpati masyarakat, hanya akan berhasil dengan baik, bila pesan yang disampaikannya, benar-benar sesuai dengan apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan masyarakat. Dalam kampanye politik pun demikian. Seorang Calon Wakil Rakyat, akan mendapat simpati sekiranya, yang bersangkutan mampu menawarkan pesan atau gagasan yang senafas dengan suasana kebatinan masyarakat. Oleh karenanya, perumusan pesan yang pas, akan menentukan sampai sejauh mana dukungan dari masyarakatnya.
Hal yang ketiga berkaitan dengan channel. Artinya, kita butuh alat atau media untuk menyampaikan pesan yang disampaikannya itu. Caranya bisa melakukan tatap langsung atau memakai media. Selama ini, pemasangan poster, spanduk dan baligo dianggap cukup efektip. Akibatnya, sebelum kampanye dimulai, di banyak tempat, kita saksikan banyak baligo raksasa yang dijadikan ajang pemanasan kampanye. Berbagai pengenalan diri dilakukan oleh para calon. Senangat utamanya, bagaimana agar jati diri calon dapat dikenal oleh masyarakat.
Terakhir berkaitan dengan penerima pesan yang ingin disampaikan, yakni masyarakat. Pengenalan terhadap masyarakat menjadi kata kunci bagi efektip tidaknya pesan yang disampaikan dapat diterima masyarakat. Ini penting, jangan sampai apa yang dipesankan tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat. Sebagai ajakan, pesan tentu harus sejalan dengan tuntutan yang diinginkan masyarakat. Tidak boleh kita menyampaikan pesan yang tidak diinginkan oleh rakyat banyak.
Teori Berlo yang lebih dikenal dengan S-M-C-R, kelihatannya hanya menuntut kemampuan untuk mengolah kata atau kalimat yang akan disampaikan kepada masyarakat. Pesan yang baik, tentu dapat mewujudkan apa yang diinginkan bisa menjadi kenyataan. Itu sebabnya, apa yang akan dijadikan pesan, jangan sampai bersifat mengecat langit atau sama sekali tidak mungkin dapat dibuktikan. Pesan harus realistis dan dapat dicerna dengan akal sehat. Rakyat kini sudah cerdas. Era membodohi rakyat sudah harus ditinggalkan.
Kampanye Pesta Demokrasi, hanyalah sebuah alat untuk mengolah kata dan kalimat dengan harapan dapat merebut simpati masyarakat. Banyak channel yang digunakan. Masyarakat akan senang jika para calon pe.impin bangsa, langsung bertatap-muka dengan konsituen. Sebab, bukan saja mereka akan dapat menyaksikan wajah aslinya, namun bagi calon-calon pemimpin bangsa, biasanya akan saweran cuan juga. Atau setidak-tidaknya akan memberikan sembako. Masyarakat masih butuh itu. Tidak cukup hanya dicekoki soal politik an sih.
Akhirnya ingin diingatkan, kampanye Pesta Demokrasi harus mampu menyenangkan sdgenap potensi bangsa. Kampanye bukan alat untuk saling menghujat atau menabur kebencian. Pesan dalam kampanye, harus dikemas rupa sehingha menggambarkan bangsa kita penuh dengan keadaban. Indonesia merupakan bangsa yang penuh dengan budaya adi luhung. Indonesia bukan bangsa yang brutal. Itu sebabnya, kampanye Pesta Demokrasi perlu dilandasi oleh nilai-nilai budaya “silih asah, silih asih, silih asuh dan silih wawangi”.
Betapa indahna hidup di Tanah Merdeka, jika seluruh anak bangsanya, mampu mengedepankan kepentingan bangsa ketimbang keperluan pribadi atau keluarganya. Kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat akan terasa nyaman jiks calon-calon pemimpinnya mampu membangun suasana kebatinan yang penuh dengan kesalehan. Hal ini sebetulnya tidak susah untuk dilakukan. Kata kuncinya, kita hanya berupaya untuk menyiapkan kata dan kalimat yang menyejuksn bagi rakyat.
Kata dan kalimat yang kita gunakan dalam menyampaikan pesan, tidak perlu dibeli dengan harga yang mahal. Itu sebabnya, kita berharap agar masa kampanye Pesta Demokrasi ke depan bakal dimeriahkan dengan tampilnya para calon pemimpin bangsa, yang mampu memberi pesan santun kepada rakyat sekaligus nampu membawa spirit baru terkait dengan cita-cita mulia pembangunan yang kita lakoni. Pembangunan tidak untuk menyengsarakan rakyat, namun akan menjadikan bangsa yang penuh dengan rasa bahagia.
(PENULIS, KETUA HARIAN DPD HKTI JAWA BARAT).
Wayang Kehidupan
Wayang kehidupan (Tatang) Pentas sekejap menguras air mata Emosi jiwa melanda Menata masa mengingat rasa Rindu menggebu mengingat ibu
Nasib “Petani Jerami”
NASIB “PETANI JERAMI” OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA Ketika masih menjabat Gubernur Jawa Barat, Kang Emil sapaan akrab Ridwan Kamil, menawarkan
Pelangi Pematang Sawah
Pelangi Pematang Sawah (Tatang Rancabali) Masa mudaku lekat keringat Memeluk peluh penuh keluh Pundak hendak memikul beban Gelandang menuju gelanggang
“PESAN MORAL” UNTUK GUBERNUR JAWA BARAT
“PESAN MORAL” UNTUK GUBERNUR JAWA BARAT OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) Serentak di seluruh Nusantara, akhirnya
Murah Hati
MUHASABAH DIRIKamis, 28 November 2024 BismillahirahmanirahimAsalamu’alaikum wrm wbrkt MUTIARA HATI Saudaraku,Hidup ini disebut enteng enteng bangga Namun agar hidup ini
Jelang Pelaksanaan Pilkada 2024, BPBD Kabupaten Bandung Siagakan Sejumlah Perahu di Lokasi Rawan Banjir
HIBAR – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sudah mendistribusikan dan menyiagakan sejumlah perahu di lokasi