30 November 2024 01:38
Berita Nasional

Jalan Perjuangan Nyi Hajar Dewantara, Setia Dampingi Sang Suami Kuatkan Pendidikan Indonesia (Hardiknas)

Jalan Perjuangan Nyi Hajar Dewantara, Setia Dampingi Sang Suami Kuatkan Pendidikan Indonesia

Oleh Ajeng Wirachmi
 

Tokoh pertama yang muncul dalam benak ketika membicarakan pendidikan adalah Ki Hajar Dewantara. Hari lahirnya, 2 Mei, dijadikan sebagai Hardiknas atau Hari Pendidikan Nasional.

 

Kehebatan sosok Ki Hajar Dewantara tak lepas dari dukungan istrinya, Raden Ajeng Sutartinah atau yang lebih akrab dikenal dengan nama Nyi Hajar Dewantara. Ia adalah potret nyata seorang istri yang sangat berbakti dan mendukung setiap langkah sang suami demi memajukan pendidikan di Indonesia.

Hal itulah yang membuat sosok Nyi Hajar Dewantara sangat menarik untuk diulas dalam rangka memperingati Hardiknas.

Melansir informasi yang dipublikasi oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah D.I Yogyakarta, Nyi Hajar lahir pada 14 September 1890 di keluarga ningrat. Ia anak pasangan Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Sosroningrat dan R.A.Y Mutmainah.

 

Berasal dari keluarga kerajaan, Nyi Hajar tentunya tak kesulitan mengakses pendidikan. Ia bersekolah di Europease Lagere School (ELS) tahun 1904. Setelah itu, Nyi Hajar melanjutkan pendidikannya ke sekolah guru.

Pernikahannya dengan Ki Hajar Dewantara atau Raden Mas Suwardi Suryaningrat berlansgung pada 4 November 1907. Pernikahannya ini membawa angin baru bagi Nyi Hajar, sebab membuat ia semakin mengenal politik dan jurnalistik.

 

Pemikiran Ki Hajar yang sangat luas dan mengkritisi pemerintahan kolonial juga berpengaruh terhadap Nyi Hajar, sehingga pasangan ini memiliki semangat kemerdekaan dan berani melakukan pemberontakan kepada pihak Belanda.

Nyi Hajar setia mendampingi suaminya yang dibuang ke Pulau Bangka oleh pemerintah kolonial. Pengasingan itu dilakukan usai Ki Hadjar menulis sebuah artikel bertajuk “Als Ik Eens Nederlander Was” atau “Seandainya Aku Orang Belanda”.

 

Upaya Nyi Hajar untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia tidak hanya dilakukan melalui perjuangan suaminya. Pada 22-25 Desember 1928, Nyi Hajar berpartisipasi dalam Kongres Perempuan Indonesia I di Yogyakarta. Dalam acara tersebut, setidaknya terdapat 30 organisasi yang tersebar di 12 kota di Jawa dan Sumatera. Bersama dengan R.A Soekonto, Nyi Hajar duduk mendampingi sebagai Wakil Pimpinan Kongres.

 

Fokus pembahasan kongres tersebut adalah kesejahteraan dan peran wanita Indonesia. Apalagi, kala itu kaum wanita sangat sulit mendapatkan hak setara dengan pria.

 

Salah satu keputusan yang dihasilkan dari Kongres Perempuan Indonesia pertama adalah berdirinya PPPI (Perserikatan Perkumpulan Perempuan Indonesia) yang bertugas untuk mencegah adanya pernikahan dini, membantu perempuan yang tidak mampu, dan menerapkan pendidikan keputrian.

Sama seperti Ki Hadjar, Nyi Hajar juga memiliki kepedulian yang sangat tinggi di bidang pendidikan. Pada Juli 1922, ia mendirikan Taman Siswa dan memimpin sekolah tersebut hingga ujung usianya. Ia juga memimpin gerakan wanita melalui organisasi Wanita Taman Siswa.

Wayang Kehidupan

Wayang kehidupan (Tatang)    Pentas sekejap menguras air mata Emosi jiwa melanda Menata masa mengingat rasa Rindu menggebu mengingat ibu

Read More »

Nasib “Petani Jerami”

NASIB “PETANI JERAMI” OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA Ketika masih menjabat Gubernur Jawa Barat, Kang Emil sapaan akrab Ridwan Kamil, menawarkan

Read More »

Pelangi Pematang Sawah

Pelangi Pematang Sawah (Tatang Rancabali) Masa mudaku lekat keringat Memeluk peluh penuh keluh Pundak hendak memikul beban Gelandang menuju gelanggang

Read More »

Murah Hati

MUHASABAH DIRIKamis, 28 November 2024 BismillahirahmanirahimAsalamu’alaikum wrm wbrkt MUTIARA HATI Saudaraku,Hidup ini disebut  enteng enteng bangga Namun agar hidup ini

Read More »

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *